Program yang diusung oleh Kementerian Koordinator Pergerakan Muda BEM ITS ini tidak ingin angka golongan putih (golput) meninggi. Dari data yang diproleh BEM ITS, 34% Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional adalah pemilih muda. Pihak BEM ITS menyayangkan jika ada mahasiswa yang tidak bisa menyalurkan hak pilihnya. Hal itu pula yang menjadi latar belakang terbentuknya program ini.

Tema Anti Golongan Putih (Golput) dan Pemberi Harapan Pemilu (PHP) yang diusung ini memberi angin segar bagi mahasiswa yang bersal dari luar Surabaya. Misalnya, BEM ITS akan memfasilitasi pindah pilih kolektif DPT yang bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya.

M Yusuf Hasbi Avisenna, Menteri Pergerakan Muda BEM ITS, menjelaskan, pemilih muda adalah pemilih yang bisa bersikap selektif dan objektif. Dikarenakan itu, mahasiswa sebagai pemilih muda harus menggunakan hak pilihnya untuk mendapatkan calon legislatif (Caleg) yang berkualitas pula. ”Pemilih cerdas memilih cerdas,” ujar mahasiswa angkatan 2010 ini.

Avis menuturkan, hak pilih mahasiswa bisa membawa perubahan besar bagi bangsa. Sayangnya, faktor harus memilih di daerah asal membuat mahasiswa sering kali malas untuk memilih. ”Mahasiswa tentu bisa lebih selektif, jadi sayang jika hak pilihnya tidak digunakan,” tutur mahasiswa Teknik Sipil tersebut.

Melalui program ini, Avis sekali lagi berharap dengan adanya program ini bisa menyadarkan mahasiswa untuk menggunakan hak pilihnya. ”Karena satu suara membawa dampak besar bagi bangsa, tidak perlu repot-repot berperang,” tegasnya.

Cara Pindah DPT
Ada pun skema untuk melakukan pindah pilih kolektif DPT cukup mudah. Mahasiswa harus dipastikan sudah mempunyai  hak pilih dari daerah asal. Kemudian menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) ke himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) masing-masing atau ke Posko Pemilih Muda yang terletak di depan Perpustakaan ITS. Selanjutnya, mahasiswa tinggal menunggu konfirmasi dari BEM ITS atau HMJ.(van/nir)