Oleh : Dadang ITS |
9,822
|
Source : -
Dr Imron Mawardi SP MSi, salah satu pembicara mengatakan, jika berbicara soal ekonomi, maka hal tersebut erat kaitannya dengan uang ataupun harta. Pada hakikatnya, harta hanyalah milik Tuhan yang dititipkan kepada manusia. Namun tidak pada sistem ekonomi kapitalis, mereka beranggapan bahwa harta adalah sepenuhnya milik mereka sendiri.
"Ini yang salah, harta itu titipan dari Allah yang akan kita pertanggungjawabkan di akhirat nanti," tutur Imron. Karena harta itu akan dipertanggungjawabkan, maka setiap orang harus bisa menjaganya sesuai dengan syariat islam. yakni dengan menjalankan sistem ekonomi syariah dalam kehidupan sehari-hari.
Imron menjelaskan, ekonomi syariah merupakan sebuah sistem ekonomi yang sesuai dengan syariat islam. Di dalamnya terdapat peraturan-peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi yang berlebihan. Utamanya dalam hal perbuatan riba.
Riba atau menetapkan bunga pada saat transaksi peminjaman uang merupakan suatu hal yang dilarang dalam islam. Namun kenyataannya, riba masih banyak diterapkan di bank-bank besar di Indonesia. "Tetapi banyak orang yang tidak tahu, karena persentasenya tidak terlalu besar," ujar pria yang juga menjadi ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Jawa Timur ini.
Menurutnya, masyarakat Indonesia harus bisa meninggalkan bank konvensional dan beralih ke bank syariah. Karena bank syariah bebas dari perbuatan riba. "Pada bank syariah ada transaksi yang jelas antara si peminjam dan yang meminjami," imbuh dosen Universitas Airlangga tersebut. Keduanya pun sama-sama menanggung resiko jika hasil kesepakatan mengalami kerugian.
Hal senada juga diungkapkan oleh Zahirul Haq, Pimpinan BRI Syariah Waru Gate Way. Menurutnya, bank syariah merupakan salah satu opsi yang tepat untuk mengubah sistem perekonomian di Indonesia menjadi lebih baik. "Sebisa mungkin kita menggunakan bank syariah. Kalaupun tetap menggunakan konvensiaonal, maka harus kita batasi," tuturnya.
Meminjam di bank syariah memang jauh berbeda dengan bank konvensional. Apalagi dari segi meminjam uang, bank syariah memang dikenal lebih mahal. Namun, perlu diketahui bahwa di bank syariah tidak ada unsur riba di dalamnya. Pasalnya sudah ada perjanjian yang jelas antara kedua belah pihak. "Kalaupun terlalu besar, maka anggaplah itu sebagai infaq. Pasti ada barakah," jelas Zahirul.
Kenyataannya, dibanding dengan bank syariah, bank konvensional memang lebih diminati oleh masyarakat. Apalagi dengan teknik yang canggih serta bunga yang relatif tidak terlalu besar. "Namun, di sini kita sedang membangun agar bank syariah bisa lebih baik dan bisa tersebar di seluruh Indonesia," terangnya.
Ia pun berharap agar masyarakat bisa secepatnya mengerti akan pentingnya sistem ekonomi syariah. Jika sudah mengerti, maka ia berharap agar sistem ini bisa menjadi gaya hidup bagi masyarakat Indonesia. "Dengan begitu kita bisa terhindar dari perbuatan riba," pungkasnya. (guh/ali)