ITS News

Rabu, 30 Juli 2025
09 Agustus 2014, 07:08

Lima Calon Mahasiswa ITS Didiskualifikasi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sedikitnya terdapat 4500 calon mahasiswa yang akan melaksanakan proses daftar ulang di ITS tahun ini. Namun, belum ada kepastian berapa jumlah mahasiswa baru 2014 ITS yang resmi diterima. Imam Syafi’i, Koordinator Tim Verifikasi Data Calon Mahasiswa ITS, membenarkan hal tersebut. ”Ketentuan tersebut baru dapat diketahui saat proses daftar ulang seluruhnya telah selesai,” katanya.

Untuk pelaksanaan teknisnya sendiri, terdapat beberapa tahapan dalam proses daftar ulang. Diantaranya adalah proses verifikasi data, sangkalan, dan tahapan akhir sebagai ketentuan bahwa calon mahasiswa tersebut telah resmi menjadi mahasiswa baru ITS.

Pada proses verifikasi, dilakukan pengecekan kondisi sosial ekonomi secara online. Data yang diisikan secara online sebelumnya harus sesuai dengan dokumen sebenarnya. Data tersebutlah yang nantinya digunakan untuk menentukan besarnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) setiap mahasiswa.

Dalam hal ini, ITS melakukan verifikasi secara ketat pada proses daftar ulang calon mahasiswa baru, terutama bagi mahasiswa penerima Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Miskin dan Berprestasi (Bidik Misi). Hingga detik ini ITS telah menerima 687 calon mahasiswa Bidik Misi. Sebanyak 440 calon mahasiswa baru berasal dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), dan sisanya dari Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Tercatat, lima dari sebelas nama calon mahasiswa penerima Bidik Misi jalur SNMPTN  yang dicurigai telah dicoret. Hal tersebut lantaran terdapat ketidaksesuaian data yang dimasukkan dengan kondisi yang ada di lapangan. ”Sehingga mereka tidak hanya dinyatakan gagal sebagai penerima Bidik Misi. Tetapi secara otomatis mereka juga dinyatakan gagal sebagai mahasiswa ITS,” kata Imam.

Hal serupa terjadi pula pada calon mahasiswa penerima Bidik Misi dari hasil SBMPTN. Hingga detik ini, ITS telah mencurigai satu mahasiswa untuk divisitasi ulang. Jika benar terdapat ketimpangan pada data dan kondisi di lapangan, otomatis mahasiwa tersebut akan mendapat konsekuensi yang sama. (ao/oly)

Berita Terkait