ITS News

Jumat, 10 Januari 2025
15 September 2014, 01:09

Fauzan Dkk, Peraih Dua Medali Emas PIMNAS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Meski ITS belum berhasil mempertahankan gelar sebagai juara umum PIMNAS 27, setidaknya ITS masih mampu bertahan di posisi kedua. Tentu hal itu tak lepas dari semua perjuangan berbagai pihak, termasuk Fauzan. Melalui PKM Bidang Karsa Cipta (KC) yang berjudul Power Optima Simulator: Simulator Operasi Minimum Tenaga Listrik, Jawa-Madura, Bali (Jamali) 500 Kv Berbasis Dynamic Direct Current Optimal Power Flow (Ddcrof), Fauzan mampu mengantongi dua medali emas. Baik kategori presentasi maupun kategori poster.

Dalam penelitiannya, kelima mahasiswa Jurusan Elektro ITS ini mencoba membuat sebuah software yang mensimulasikan perencanaan tenaga listrik. Tak main-main, hasil ciptaannya mampu menjadwalkan kapan sebuah pembangkit tenaga listrik harus dioperasikan. Bahkan, software ini juga dapat mengatur berapa besar daya yang dibutuhkan di tiap jaringan listrik.

Canggihnya lagi, software ciptaan arek Suroboyo ini dapat mendeteksi dan mendistribusikan daya di tiap jaringan Jamali yang kekurangan daya. ”Ketiga keunggulan tersebut tentu bertujuan untuk mendapat biaya operasi yang paling minimum,” jelas Fauzan.

Setelah dihitung, software tersebut berhasil menekan biaya penghematan sebesar dua sampai sembilan persen. ”Mungkin kelihatannya sedikit,” imbuhnya. Tapi jika software tersebut diaplikasikan pada perusahaan seperti PT. Perusahaan Listrik Nasional (PLN) atau Chevron, lanjutnya, dengan penghematan sebesar dua sampai sembilan persen, dapat mencapai penghematan biaya hingga 52 Milyar per tahun.

Tak Hanya Juara di PIMNAS
Selain di PIMNAS, ternyata Fauzan juga menyimpan segudang prestasi dengan penelitiannya ini. Pada 2013, ia berhasil menjuarai ajang bergengsi Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina bidang aplikasi perangkat lunak. ”Pada waktu itu, software ini masih dalam versi pertama (V.1, red),” jelas Fauzan.

Seiring
berjalannya waktu, Fauzan tak mau berhenti berinovasi. Secara terus menerus ia memberikan sentuhan inovasi pada karyanya. Sehingga tak heran, pada tahun yang sama ia berhasil menyabet juara kedua dalam ajang paling bergengsi besutan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Indonesia ICT Award 2013.

Perbedaan software pada ketiga ajang penelitian diatas terdapat pada fiturnya di tiap versi. Pada ajang PIMNAS, ia menambahkan sebuah fitur yang mampu membaca kebutuhan daya secara
real time dan berkelanjutan. Sehingga jika suatu saat terjadi pelonjakan daya, software itu mampu mengatasi dan memprediksi kebutuhan bulan selanjutnya.

Terakhir, ia berpesan kepada mahasiswa yang melakukan penelitian agar disiplin pada ilmu dan penelitiannya. ”Jika mereka sudah memiliki topik penelitian sebelumnya, sebaiknya mereka konsisten dan mencoba menyempurnakan karyanya dengan inovasi tambahan,” tutup lima belas besar finalis Mahasiswa Berprestasi Nasional ini.(ao/fin)

Berita Terkait