ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
24 September 2014, 10:09

Dosen ITS Terima Dana Riset Rp2 M

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Beruntung, persoalan tersebut tidak lagi menghalangi dua dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, yakni Ria Asih Aryani Soemitro dan Heri Kuswanto. Pasalnya, Ria dan Heri menerima dana hibah penelitian riset dan teknologi (ristek) United Stated Agency for International Development (USAID) melalui program Partnerships for Enhanced Engagement in Research (PEER).

Penelitian Ria yang berjudul Sediment Transport Evaluation on Bengawan Solo River (Downstream and Estuary) to Minimize Sedimentation and Flood Combining Effect on Nearby Infrastructure mendapat dana sebesar USD119.934 yang setara dengan Rp1,4 miliar. Penelitian tersebut sudah dilakoni Ria selama dua tahun.

Permasalahan banjir yang kerap terjadi di Sungai Bengawan Solo yang mendorong Ria untuk melakukan penelitian tersebut. Pendangkalan sungai yang terjadi ditengarai menjadi penyebabnya. Maka, Ria dan tim peneliti dari Amerika berkolaborasi menyelasaikan permasalahan itu.

Titik penelitian pun dimulai pada hilir sungai yang terletak di Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik. Ria menyebutkan, ada tiga tahapan untuk melakukan penelitian itu, yakni survei lapangan, penelitian dan analisis di laboratorium, dan permodelan transportasi sedimen.

"Untuk tahapan pertama, sedikitnya terdapat tiga bidang keilmuan yang terlibat yaitu hidrologi, geoteknik, dan geofisika. Sehingga, pengamatan sungai, tanggul, dan sedimen bisa dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan. Karena itulah, penelitian ini butuh kolaborasi dengan peneliti lain,” jelas Ria, seperti disitat dari ITS Online, Rabu (24/9/2014).

Usai melakukan survei lapangan, data yang didapat pun dianalisis di laboratorium ITS untuk kemudian dibuatkan permodelan transportasi sedimen yang ada. Dengan begitu, dapat diketahui ada atau tidaknya sedimentasi di lapangan dengan ketelitian yang cukup untuk memprediksi pendangkalan sungai.

Jika Ria berkutat dengan pendangkalan sungai di Bengawan Solo, penelitian Heri justru berfokus pada Exploring the Dynamic of Extreme Weather Events in Indonesia using Large Scale Meteorological Pattern as the Forecast Guidance. Untuk penelitian itu, Heri mendapat dana hibah sebesar USD100.500 yang senilai dengan Rp1,2 miliar.

Dosen Jurusan Statistika ITS tersebut sengaja memilih topik penelitian itu untuk mempelajari pola yang terjadi di atmosfer dengan memanfaatkan bidang keilmuan statistika yang dikuasai. Kota Indramayu pun sengaja dipilih lantaran data yang dimiliki relatif lebih lengkap.

Kemudian, Indramayu memiliki lumbung padi yang dibutuhkan menjadi objek penelitian. ”Di mana, hasil panen pertanian di Indramayu memiliki kebergantungan yang tinggi pada kondisi cuaca,” ungkap Heri.

Ia menambahkan, penelitian yang bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia itu mempunyai manfaat untuk mengantisipasi cuaca ekstrem yang terjadi di kemudian hari.

"Hasil penelitian ini akan berupa bentuk peta komposit yang memuat informasi pola dari setiap variabel cuaca yang berhubungan dengan kejadian cuaca ekstrem. Dengan begitu, BMKG dapat lebih mudah memprediksi cuaca ekstrem yang akan terjadi," tuturnya.

Penelitian besutan PEER itu ternyata tidak hanya untuk peneliti sekelas dosen. Para mahasiswa pun berpeluang mendapatkan dana penelitian dari program tersebut. (mrg)

Berita Terkait