ITS News

Jumat, 10 Januari 2025
25 September 2014, 19:09

Ketulusan Mengabdi, Berbuah Medali

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bagaimana kondisi lima hingga 10 tahun ke depan jika pencemaran terus mengalir menuju Kali Surabaya? Padahal, saat ini Kali Surabaya menjadi bahan baku air minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya. Jika ancaman ini dibiarkan, tentu Surabaya masa depan akan mengalami krisis air bersih.

Fakta itu lah yang melatarbelakangi Suci R Trisnawati, Okki Anugrah Putra, Titis Wahyu Pratiwi, Bima Krida Pamungkas, dan Fransisca Adelina Dian untuk membuat PKMM. Kelima mahasiswa tersebut melihat bahwa pencemaran tak terlepas dari ulah tangan manusia, sehingga perilaku terhadap lingkungan menjadi hal mendasar yang harus dibenahi. Mereka kemudian mengemasnya ke dalam pendidikan lingkungan.

Mengangkat judul EVEGS (Environmental Education Games): Permainan Berbasis Pendidikan Lingkungan dengan Water Tretament Concept sebagai Media Menuju Education for Sustainable Development (ESD) bagi Siswa SDN Klampis Ngasem 1 Surabaya, Suci dkk menanamkan karakter cinta lingkungan kepada siswa SD dengan konsep pengelolaan air.

Konsep pendidikan lingkungan yang mereka ciptakan dilandasi tiga tujuan utama, yaitu pemahaman, pembentukan karakter, serta merangsang kepedulian dan kepekaan. Konsep tersebut diimplementasikan melalui kegiatan pemahaman tentang perilaku hemat air, kegiatan cerdas cermat, permainan water heroes, serta simulasi pembuatan instalasi pengolahan air sederhana.

Di akhir program, para siswa diminta mempresentasikan ilmu yang mereka peroleh kepada Komunitas Water Heroes. Komunitas ini dibentuk sebagai keberlanjutan dari Program EVEGS. ”Agar wawasan serta karakter cinta lingkungan dapat tersalurkan kepada siswa-siswi SD lainnya di Surabaya,” ujar Suci saat ditemui ITS Online.

Program EVEGS ternyata membawa berkah bagi SDN Klampis Ngasem 1 Surabaya. Pasalnya, pascakegiatan yang mereka lakukan, SD tersebut meraih penghargaan Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup sebagai sekolah yang peduli terhadap kelestarian lingkungan. ”Penghargaan ini pertama kalinya diraih SDN Klampis Ngasem 1, kami langsung ditelpon kepala sekolah waktu di Semarang,” cerita mahasiswi Jurusan Teknik Sipil ini.

Nama Tak Terdata Hingga Laptop Hang
Cerita unik banyak menghiasi kisah kelima mahasiswa yang berasal dari jurusan berbeda ini. Ketika Monitoring dan Evaluasi (Monev) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) berlangsung, tidak semua anggota tim hadir. Bahkan, tim ini tak mengikuti Monev ketiga yang dilaksanakan ITS. ”Sehingga, awalnya kami tidak menyangka bisa lolos PIMNAS,” sangka Suci.

Seperti tim lainnya, Suci dkk juga mengikuti camp yang diselenggarakan ITS di Semarang. Momen ini lah yang mereka manfaatkan untuk terus memperbaiki presentasi, slide, dan laporan akhir. ”Kami buat laporan akhir semaksimal mungkin. Setiap ada revisi slide, kami selalu meng-update laporan akhir, karena bobotnya 30 persen,” terang Titis.

Saat hari kompetisi tiba, Tim EVEGS belum mendapatkan ID Card. Lantaran nama mereka tidak terdaftar dalam sistem yang dimiliki panitia. Meski demikian, mereka tetap santai dan tak ambil pening terkait hal tersebut. ”Bahkan kami sempat berpikir, ya udah ayo kita cari tiket pulang ke Surabaya aja” canda Bima. Namun akhirnya, mereka tetap bisa memasuki ruangan presentasi setelah negosiasi dengan panitia.

Ketika Tim EVEGS dipanggil untuk melakukan presentasi, terjadi insiden yang mendebarkan seisi ruangan. Laptop yang disediakan panitia mendadak hang (macet, red), sehingga slide presentasi tidak dapat dibuka. Sempat terjadi ketegangan antara panitia dan dewan juri kala itu, karena dewan juri bersikukuh laptop tidak boleh diganti, sesuai dengan kesepakatan di awal.

Akhirnya, narasi Tim EVEGS mengalami anti klimaks ketika salah satu audiens menemukan titik permasalahannya. ”Alhamdulillah, seorang peserta dari Universitas Airlangga menolong kami,” ujar Suci, Titis, dan Bima berkisah. (mis/ady)

Berita Terkait