ITS News

Sabtu, 10 Mei 2025
21 November 2014, 16:11

Mahasiswa Pelajari Concurrent Engineering Lewat Kultam

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Adalah Ir Handoko Subawi yang berkesempatan berbagi pengalaman kepada para peserta kultam. Ia mengatakan concurrent engineering dapat didefinisikan sebagai teknik perencanaan proses produksi secara serentak dan menyeluruh. Dimana, lanjutnya, hal itu mencakup beberapa parameter, seperti manusia, proses, dan teknologi sebagai kerangka pengembangan produk terpadu.

Diakui Handoko hal itu nantinya dimulai dari tata cara melatih orang dan staf pegawainya, lalu menetapkan standarisasi proses produksi. Pun nantinya juga akan digunakan teknologi software CAD atau SAP di perusahaan tersebut. "Kalau ketiga parameter ini bisa berjalan dengan baik dan seimbang maka bisa dikatakan concurrent perusahaan tersebut bagus," jelas Handoko.

Untuk proses pembuatan tooling design pesawat terbang jenis N219 PA misalnya, saat ini membutuhkan waktu hingga 2340 hari kerja. Dari total waktu tersebut, manajer membagi proses kerja sedemikian rupa sehingga bisa dimulai serentak sejak hari pertama proses desain. "Sehingga nantinya akan selesai tepat waktu," jelas alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan fungsi bidang ini sendiri adalah untuk mengoptimalkan suatu desain produk dan proses pelaksanaannya. Hal itu sengaja dilakukan agar dapat mengurangi waktu dan biaya pengerjaan tanpa harus mengurangi kualitas produknya. ”Caranya yakni dengan mengintegrasikan kegiatan desain dan pelaksanaan serta memaksimalkan paralelisme dalam praktek kerja,” paparnya.

Sementara itu, Putu Dana Kaningsih ST MEng PhD menambahkan jika acara kultam kali ini memang sengaja mengundang PT Dirgantara Indonesia sebagai pembicara. Sebab, ia mengetahui bila hanya perusahaan tersebut yang telah mengklaim melakukan penerapan metode concurrent engineering dalam proses produksinya.

Untuk itu, ia pun berharap kultam kali ini mampu memberikan gambaran visual kepada mahasiswa tentang mk yang sedang dijalani. "Jadi tidak hanya teori di kelas saja, tapi ada narasumber yang bisa memberikan gambaran langsung tentang materi mk ini," pungkas dosen ahli manajemen kualitas ini. (akh/man)

Berita Terkait