Setelah memparkir sepeda yang dikendarai ke gedung robotika, peserta SSEAYP pun seketika berkerumun di sekitar mobil Lowo Ireng yang menyerupai Bat Car yang terkenal itu. Tak sungkan, para peserta pun langsung mengamati dari dekat salah satu mobil kebanggan ITS ini. Ada pula yang dengan antusias mengamati komponen dalam mobil karena penasaran. Hal ini tak lepas dari komponen mesin Lowo Ireng yang terletak di belakang, tidak seperti mobil biasa yang terletak di depan.
Bahkan saat test drive, banyak peserta yang berebut ingin ikut berada di dalam mobil. Sayangnya karena alasan keamanan, para peserta harus menahan keinginan untuk menaiki supercar tersebut. Begitu mesin mobil dinyalakan, deru suara mesin Lowo Ireng pun menuai apresiasi dan tepuk tangan dari peserta SSEAYP.
Yordian Fahri, anggota tim super car ini mengaku puas dapat memamerkan Lowo Ireng ke peserta SSEAYP ini. Mahasiswa yang arab disapa Yordi ini senang dengan antusiasme yang ditunjukkan peserta. "Kami ingin menunjukkan tidak hanya ke Indonesia saja, namun juga kepada dunia kalau ITS mampu mampu membuat mobil sendiri," ungkap mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ini.
Lanjut Yordi, tim mobil listrik nasional (Molina) kini sedang mengembangkan supercar Lowo Ireng lebih jauh. Jika hingga saat ini Lowo Ireng masih menggunakan bahan bakar minyak sebagai bahan bakar utamanya, maka selanjutnya Lowo Ireng akan menjadi mobil hybrid. "Yakni mobil yang bisa memiliki dua sumber bahan bakar, yakni minyak dan listrik," pungkasnya.
Selain mengunjungi Lowo Ireng, peserta dari grup lain juga menjalani tur ke Jurusan lain. Seperti grup A yang mengunjungi gamelan toetoel karya mahasiswa Teknik Elektro atau grup B yang menjalani proses pembuatan tempe di Jurusan Biologi. Tak lupa juga grup D di Labolaturium Hidrodinamika dan Grup terakhir di jurusan sistem informasi. Di SI, peserta menjalani workshop Blood Bank besutan mahasiswa SI, Leonika. Juga pemeragaan dan alat pendeteksi kantuk di labolaturium E-Bis Sistem Informasi. (gol/ady)