ITS News

Rabu, 30 Juli 2025
01 Januari 2015, 12:01

Hari Kedua, ACT Hadapi Tiga Juri

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Eko Ary Priambodo, ketua tim, mengatakan timnya sengaja menampilkan prototype karya cipta yang mereka kerjakan selama lima bulan itu. Seperti diketahui, ACT merupakan prototype alat pendingin udara portabel berbasis go green yang menggunakan metode termoelektris dalam menjalankannya. ACT sendiri dapat difungsikan sebagai kipas pendingin  ramah lingkungan yang dapat digunakan sebagai pendingin laptop, CPU, bahkan pendingin ruangan.

Ryo Teguh Sukarto, anggota tim juga menjelaskan keunggulan prototype ini terdapat pada sistem pendinginannya yang tidak menggunakan Cloro Fluoro Carbon (CFC), bahan kimia yang dapat menghasilkan efek rumah kaca. Cara kerja ACT pun diakuinya menggunakan keping peltier atau keping panas-dingin. "Satu sisi keping akan melepas panas sedangkan sisi lainnya akan menerima panas," jelasnya.

Dengan menggunakan perhitungan perbedaan suhu sebesar 30 derajat celcius, maka dapat disimpulkan bahwa semakin dingin suhu sisi yang menyerap kalor maka semakin dingin pula sisi yang akan melepaskan kalor. Tak pelak, alat buatan mahasiswa ITS ini diyakini hanya menghabiskan listrik sebesar 65 Watt sehingga dapat digunakan melalui USB port yang terdapat pada laptop atau power bank sebagai sumber energinya.

Pun demikian, ACT dilengkapi dengan sensor dan pengatur suhu sehingga pengguna dapat mengatur suhu sesuai keinginan. Dengan desain portabel, ACT dapat digunakan dimana saja tanpa mengalami kesulitan. "Dengan alat ini, kita dapat mengurangi penggunaan energi listrik untuk kepentingan pendingin  tanpa berisiko menghasilkan emisi di udara," tambah Ryo.

Di hadapan para juri, tim ini juga terlihat yakini menjawab setiap pertanyaan. Pasalnya, jauh-jauh hari tim ini sudah memprediksikan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan oleh dewan juri. "Semua pertanyaan itu sudah kami list dan temukan jawabannya," terangnya lagi.

Selain itu, mereka juga mencari tahu latar belakang ketiga juri yang akan dihadapinya. Dengan demikian, tim itu dapat memprediksikan kemungkinan pertanyaan yang akan dilontarkan dan mendiskusikan jawaban yang paling tepat bersama para dosen penalaran ITS.

Di akhir, Eko juga berharap masyarakat akan tertarik dengan karya racikan timnya tersebut. Selain itu, penggunaan produk ini secara massal juga ditekankannya dapat berdampak pada penghentian perusakan lapisan ozon. "Alat ini sangat membantu menjaga bumi tetap baik," pungkas Ryo. (ven/man)

Berita Terkait