Dalam acara ini, Wardah mengajak mahasiswa ITS untuk belajar menggunakan alat rias. Disini, Wardah menyediakan peralatan make-up lengkap dengan headband-nya. Berbagai macam make-up seperti eyeliner, blush on, eye shadow, dan berbagai bahan lainnya pun disediakan di meja workshop.

Pun demikian, tak jarang para peserta masih kebingungan dan canggung dalam memegang peralatan make-up. Hal ini tak mengherankan, lantaran banyak peserta yang mengaku baru pertama kali memegang peralatan rias. "Biasanya kita sibuk kuliah, sehingga jarang peduli pada penampilan," ungkap Jovan Giantirta Putri, salah satu peserta.

Seperti itulah dilema menjadi mahasiswi di kampus teknik. Bergelut dengan bidang ilmu para kaum Adam membuat mahasiswi ITS seakan lupa akan sisi kewanitaannya. ”Padahal wanita itu adalah perhiasan dunia, jadi sebaiknya kita selalu memperhatikan penampilan supaya tetap cantik," ungkap Riska Puji Agustin, ketua panitia.

Dalam pelaksanaannya, para peserta diajak bereksperimen dengan make-up untuk wajahnya masing-masing. Dua instruktur kecantikan Wardah pun siap membimbing peserta dalam kegiatan. Mereka menjelaskan cara memakai peralatan make-up satu persatu untuk diikuti oleh peserta workshop. "Tema make-up kali ini adalah formally casual, jenis riasan yang bisa digunakan dalam kegiatan sehari-hari," ungkap mahasiswi yang akrab disapa Riska ini.

Riska mengungkapkan selama ini banyak wanita yang belum mengerti cara menggunakan make-up secara benar. Ada kalanya, wanita menggunakan peralatan kosmetik atau perawatan wajah dengan cara yang salah. Akibatnya, malah mengakibatkan kulit rusak dan iritasi. "Untuk itulah kali ini tim Wardah juga mengajarkan tentang cara membersihkan muka dengan benar dan cara merawatnya," jelas mahasiswi Jurusan Teknik Industri ITS ini.

Lebih lanjut, acara ini juga mengajak wanita ITS agar menjadi wanita yang lebih siap di dunia kerja. Hal ini dapat dilihat dari adanya workshop tentang persiapan di dunia kerja. Dalam workshop ini, mahasiswi diajak untuk belajar tata cara membuat lamaran kerja, riwayat hidup serta etika dalam wawancara kerja yang baik. "Karena nilai wanita yang sebenarnya tetaplah pribadinya," ujar mahasiswi asal Kediri ini.

Di akhir, ia juga mengungkapkan pribadi yang baik itu juga sebaiknya dibungkus dengan penampilan yang baik pula. Karena tak bisa dipungkiri bahwa penampilan juga menentukan pandangan orang tentang wanita. Untuk itulah, lanjutnya, wanita cerdas akan sadar benar untuk menjaga penampilannya. "Intinya adalah jangan sekedar jadi wanita cantik, namun jadilah wanita cantik yang menginspirasi," pungkasnya sambil tersenyum. (gol/man)