ITS News

Kamis, 14 November 2024
01 November 2015, 10:11

Fenomena Buku Perpustakaan Salah Parkir

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tentu saja hal tersebut memengaruhi kinerja sistem katalog on line. Ketika anda mencari buku dengan system ini, anda cukup menuliskan buku yang anda butuhkan. Kemudian, anda mencatat atau mengingat kode buku tersebut. Selanjutnya, anda tinggal mencari di rak buku yang memiliki kode yang sama dengan buku tersebut. Tetapi bisa jadi anda kurang beruntung sebab buku yang anda cari tidak ada. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Rupanya sedikitnya ada tiga penyebab buku yang anda cari tidak ada di rak.

Pertama, buku yang anda cari berada dalam status "terpinjam". Katalog on line akan memunculkan judul buku yang anda cari, tetapi bila anda tidak mengklik judul buku tersebut, maka anda tidak akan tahu status buku tersebut sedang dipinjam atau tidak. Oleh karena itu, sebelum mencatat kode buku, anda harus memastikan buku yang akan anda cari dalam status "tersedia", bukan "terpinjam".

Kedua, buku tersebut baru saja dikembalikan. Penyebab kedua bisa jadi buku yang anda cari tidak ada di rak yang sesuai dengan kode buku adalah lantaran buku yang anda cari baru saja dikembalikan. Buku yang baru dikembalikan umumnya tidak langsung diletakkan kembali ke rak yang sesuai dengan kode buku. Petugas akan menaruhnya di rak sementara. Rak tersebut berada di dekat tulisan sirkulasi (untuk perpustakaan lantai lima). Jadi, bila anda tidak menemukan buku di rak yang sesuai kodenya, cobalah cari di rak yang berada di dekat meja peminjaman.

Ketiga, buku yang anda cari sedang ‘parkir’ di tempat yang salah. Contohnya pada gambar di atas. Rak buku dengan kode 530 B-C seharusnya diisi oleh buku dengan kode 530 di baris pertama, dan tiga kata berawalan B atau C di baris kedua. Namun foto di atas menunjukkan ada buku dengan huruf awal G dan H ikut ‘terparkir’ di rak buku kode B-C. Menurut salah seorang petugas perpustakaan, fenomena buku salah parkir tersebut biasanya disebabkan oleh pengunjung yang setelah mengambil buku, tidak mengembalikannya ke tempat semula. Tentu saja hal ini merusak sistem katalog on line dan merugikan pengunjung yang hendak memanfaatkan system pencarian buku itu.

Parahnya, fenomena buku salah ‘parkir’ di perpustakaan ITS (khususnya lantai lima) hampir selalu ditemui di setiap rak. Alhasil, tak heran jika saya sering mengalami kejadian buku yang saya cari tidak ada di raknya, walaupun status bukunya ”tersedia” dan masih ada dua eksemplar lain dengan judul yang sama.

Lantas, apakah kita sebagai pengunjung perpustakaan ITS masih membiarkan tradisi buruk itu berlanjut? Apabila kita sebagai pengunjung masih seenaknya dalam mengambil dan meletakkan kembali buku di perpustakaan, maka pelayanan perpustakaan yang sudah canggih tidak akan ada gunanya. Untuk itu, kita sebagai pengunjung perpustakaan turut andil dalam memanfaatkan pelayanan yang disediakan sebaik mungkin. Menaati sistem yang ada akan membawa manfaat yang kembali kepada kita sebagai pengunjung.

Maka, solusi yang bisa saya berikan untuk mengatasi fenomena buku salah parkir adalah dengan langkah awal menghentikan budaya buruk meletakkan buku seenaknya. Apabila kita sudah mengambil buku dari rak, kemudaian buku itu tidak sesuai dengan buku yang kita inginkan, maka kembalikanlah buku itu ke rak semula. Dengan demikian tidak akan bertambah banyak buku yang salah ‘parkir’.

Selanjutnya, sebagai pengunjung yang sadar akan fungsi katalog on line, marilah kita sempatkan waktu mengembalikan buku yang salah parkir ke rak yang sesuai kode buku tersebut. Memang, terkadang buku salah ‘parkir’ berada di sebelah kiri, kanan, atas, atau bawah dari rak asalnya. Namun, hal tersebut akan menyulitkan pengunjung yang sedang mencari buku itu. Apalagi buku yang dicari hanya tersedia satu eksemplar.

Sebagai mahasiswa yang berada di kampus perjuangan, sudah seharusnya kita berjuang menjadi pahlawan. Pahlawan tidak sekedar diartikan berjuang melawan penjajahan. Pahlawan juga bukan berarti harus melakukan aksi turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah yang tidak sesuai aspirasi rakyat. Namun, pahlawan adalah orang yang memberikan manfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Termasuk meletakkan kembali buku perpustakaan yang salah parkir ke kode asalnya adalah tindakan kecil seorang pahlawan berjiwa besar.

Dzikri Imaduddin

Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia

Angkatan 2015

Berita Terkait