Dalam sambutannya, Dr Dewi Hidayati MSi mengungkapkan gelaran ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai permasalahan alam dan potensi yang dapat dikembangkan. "Dan semua itu membutuhkan tenaga terdidik," ungkap Ketua Jurusan Biologi ITS ini.
Menurutnya, dalam pengembangannya dibutuhkan kerjasama antar negara lain seperti kesepakatan dalam bentuk penelitian. Ia menambahkan hal itu pula yang mendorong kehadiran Jin-Hyub Paik PhD dari Korea Research Institute of Bioscience and Biotechnology dan Dr Norela Binti Sulaiman dari Universiti Kebangsaan Malaysia.
Dijelaskannya, kerjasama yang dilakukan dalam bentuk pengumpulan data spesies tanaman serta kelompok mikroba dan fungi asli Indonesia ini bertujuan untuk mengetahui manfaat dari spesies tersebut. ”Sehingga dapat dikembangkan dalam bentuk produk yang memiliki nilai jual,” tambahnya.
Senada dengan Dewi, Jin-Hyub juga mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi alam yang luar biasa terutama mengenai keanekaragaman tanamannya. Ia pun tak heran bila keanekaragaman spesies Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia. "Sebanyak 30 ribu spesies tanaman menghuni Indonesia. Karena itu, saya melakukan penelitian mengenai spesies tanaman yang ada di Indonesia," akunya. Tak pelak, hal ini pula yang membuatnya kagum pada negeri ini yang baru saja merayakan hari jadinya ini.
Saat ini pun Jin-Hyub dan tim tengah berfokus untuk mengembangkan spesies tanaman Indonesia sebagai obat seperti obat anti-inflamasi hingga anti-kanker. "Potensi tanaman indigeneus Indonesia dalam bidang kesehatan sangat besar untuk dikembangkan sebagai obat masa depan," tegasnya. Ia menambahkan, jika kerjasama penelitian ini tidak hanya terpaku pada pengembangan spesies tanaman saja. Baginya, terdapat beberapa katagori yang menjadi bahan untuk diteliti seperti potensi maritim, spesies fauna, dan kelimpahan jenis mikroba.
Menyusul rencana tersebut, pihaknya juga tengah merencanakan beasiswa atau program pertukaran mahasiswa anatara ITS dengan Korea Research Institute of Bioscience and Biotechnology. Hal ini diyakininya akan meningkatkan kualitas dari hasil penelitian yang dilakukan. "Jika ada kesempatan lagi, saya ingin kembali membagi ilmu mengenai beberapa potensi alam di Indonesia seperti potensi kelautan," harapnya. (sho/man)