Ada beberapa kemungkinan menyoal faktor hilangnya kendaraan bermotor di ITS. Pertama, yakni kelalaian pengendara diman kerap kali terlihat para mahasiswa meninggalkan kunci sepeda motor maupun STNK di motornya. Hal tersebut bisa terjadi karena dua hal, yakni pengendara lupa ataupun disengaja. Faktor malas atau ingin lebih mudah dalam mengambil STNK pada saat parkir, justru membawa pengendara menyelami risiko yang lebih besar.
Kemungkinan yang kedua ialah memarkirkan kendaraannya di sembarang tempat. Kita tahu bahwa di ITS sendiri terdapat beberapa tempat yang sesungguhnya bukan wilayah untuk parkir. Sebut saja seperti lahan di sebelah BAAK, depan Kantin Pusat dan beberapa tempat lainnya. Para mahasiswa seakan tuli dan menutup mata akan peraturan yang ada, padahal telah terpampang dengan jelas beberapa simbol dan tulisan pelarangan tersebut. Sehingga semakin memudahkan para pencuri kendaraan lantaran longgarnya penjagaan di area tersebut.
Sementara faktor yang ketiga, yakni kurangnya penjagaan yang ketat terhadap kendaraan bermotor oleh tukang parkir. Di sini saya pernah mengalaminya sendiri, saat mencoba menggunakan STNK teman sewaktu keluar dari tempat parkir. Ternyata, penjaga parkir hanya melihat sekilas tanpa mau mengecek kebenaran STNK dengan nomor kendaraan yang ditumpangi. Sangat disayangkan, justru hal inilah yang berpeluang besar bagi pencuri untuk dapat lolos membawa kabur sepeda motor.
Sungguh miris memang, kejadian demi kejadian terkait hilangnya sepeda motor terus menerus terdengar tanpa adanya solusi dari berbagai pihak. Bahkan, Satuan Keamanan Kampus (SKK) ITS tidak berkutik dan membiarkan hal itu terjadi hingga beberapa tahun lamanya. Pengaduan demi pengaduan pun hanya sebaris kalimat yang berlalu begitu saja seperti angin.
Sejatinya hal ini perlu disorot lebih dalam demi kenyamanan sivitas akademika ITS. Ada beberapa cara yang penulis dapat sampaikan, seperti halnya pembangunan lahan parkir yang lebih luas atau bertingkat, agar mahasiswa tidak menyalahgunakan lahan lain untuk dijadikan tempat parkir. Selain itu, juga dapat dilakukan solusi seperti pengadaan kartu mahasiswa elektronik yang berfungsi sebagai ID Card untuk parkir. Hal lainnya adalah menerapkan aturan two in one bagi pengendara untuk berbonceng. Diakui atau tidak, selain untuk mengurangi kepadatan jumlah kendaraan, juga untuk membantu berjalannya program eco campus.
Di era globalisasi seperti saat ini, tingkat kejahatan memang semakin lama semakin meningkat. Sehingga diperlukan kewaspadaan terhadap sekitar dan cara solutif untuk mengurangi angka kejahatan. Seluruh elemen kampus pun harus memiliki rasa tanggung jawab bersama. Terkait masalah ini sudah sepatutnya perlu diadakan tindakan yang cukup tegas dan menyeluruh.
Apalagi ITS merupakan kampus teknologi dengan kemampuan dan kecerdasan mahasiswanya yang di atas rata-rata. Mengahadapi masalah ini, seharusnya ada setidaknya satu dua orang yang peduli, berani, dan berfikir secara kreatif untuk mengatasi masalah yang hingga dulu tak pernah menemukan titik ujungnya ini.
Fanny Fairuz Pradypna
Mahasiswi Jurusan Teknik Lingkungan
Angkatan 2015
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)