ITS News

Senin, 02 September 2024
01 Desember 2015, 06:12

Jauhi Perilakunya, Bukan Orangnya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) hingga masyarakat seringkali menyebutnya HIV AIDS. Penyakit ini diduga berasal dari Afrika Sub-Sahara dan mewabah hingga ke seluruh bumi pada akhirnya.

Dibanding komplotan penyakit mematikan lainya, AIDS mempunyai tempat tersendiri di hati masyarakat. Sayangnya bukan tempat yang istimewa. Tak cukup dengan derita fisik akibat lumpuhnya sistem kekebalan tubuh, lebih ganas dari itu adalah beban moral yang harus dipikul. Hukuman sosial dari masyarakat  seakan membuatnya tersisih dan dijauhi. Semua yang dulu dekat kini menjauh karena takut kecipratan. Atau yang lebih parah karena sekedar malu.

Sudah tepatkah hal itu? Apakah hukuman moral sekejam itu memang mutlak diperlukan demi sebuah kata jera? Pandangan masyarakat awam terhadap penderita AIDS seakan perlu diluruskan.

Mereka berfikir bahwa penderita AIDS hanya sebatas golongan orang yang sering berganti pasangan dengan seenaknya demi pemenuhan nafsu semata. Hal tersebut yang membuat masyarakat geram dan akhirnya mencerca dengan frekuensi dan intensitas yang menggebu-gebu.

Memang pandangan tersebut tidak sepenuhnya salah. AIDS dapat dikatakan sebagai azab Allah SWT bagi orang orang yang berkecimpung dalam perbuatan asusila yang dimaksud. Namun perlu diketahui bahwa AIDS juga dapat dikatakan sebagai cobaan yang diberikan Allah SWT bagi sebagaian hambanya.

Meskipun hubungan seks dan pengguna narkoba suntikan menduduki persentase tertinggi dalam hal metode penularan, namun jumlah penderita tertular yang disebabkan faktor perinatal (keturunan, red) tetap tidak bisa diabaikan. Juga penderita yang tertular melalui metode pertama namun karena dijebak atau terpaksa. Mempertimbangkan faktor tersebut, masih perlukah hujatan-hujatan tersebut?

Tidak ada baiknya menghujat. Bahkan terkadang hujatan yang kita luncurkan bukanya memberi efek jera, justru malah menanamkan bibit kedengkian dihati penderita. Bahkan berujung pada timbulnya niat niat jahat untuk menularkan penyakitnya kepada orang lain.

Mereka juga manusia yang punya rasa punya hati. Jangan sekehendak diri menghakimi secara sepihak. Jangan pula mengucilkannya, toh AIDS tidak akan menular melalui sapaan bahkan jabat tangan. Lagi pula bisa jadi mereka hanya korban orang bejat atau orang tua tidak bertanggung jawab. Belum tentu kita lebih mulia darinya.

Hari AIDS di ITS

Nampaknya kalangan mahasiswa di kampus perjuangan telah membuka mata akan hal tersebut. Mereka sadar bahwa para penderita AIDS perlu diperhatikan, bukan diasingkan. Kesadaran tersebut nampak jelas pada peringatan hari AIDS sedunia, Selasa (1/12) lalu. "Penting untuk peduli AIDS, karena tidak semua penderita adalah pelaku, terkadang mereka hanyalah sekedar korban," ungkap salah satu mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITS.

Tampak banyak individu mengenakan pakaian putih disertai pita merah yang membentuk simpul khusus sebagai tanda peduli AIDS. Meski belum semuanya, namun atmosfer tersebut tetap saja terasa. Ditambah lagi dengan pajangan poster-poster terkait AIDS di beberapa majalah dinding jurusan.

Hal ini sudah sangat baik dan perlu ditingkatkan. Kalau bisa saling mengingatkan. Kasihanlah mereka yang juga butuh perhatian. Sakit fisiknya sudah nyata membahana, janganlah tambah beban mereka. Masalah dosa, biar Allah SWT yang mengaturnya.

Rifqi Nur Mukhammad
Mahasiswa Jurusan Teknik Industri 2015

Berita Terkait