ITS News

Sabtu, 30 November 2024
05 Desember 2015, 17:12

Rektor ITS : ITS Siap hadapi MEA

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Menurut Joni, banyak langkah aktif yang sudah dilakukan oleh ITS. ”Namun bila mahasiswa sendiri tidak siap menangkapnya, maka hanya nihil hasil yang didapat,” ucap Joni yang sontak membuat suasana menjadi hening.

Joni menegaskan bahwa MEA bukanlah hal yang seratus persen baru. Sejak dulu perdagangan lintas negara sudah marak di Indonesia. Hanya saja ruang lingkupnya memang belum sebesar dan seluas kali ini. "Lalu apakah kita harus takut dengan raksasa tersebut? Tidak! Dengan mimpi yang kuat, dan usaha nyata semua pasti bisa tercapai," tegas Joni.

Membahas masalah tenaga kerja, Joni berucap bahwa persentase sarjana S1 yang tidak bekerja dari tahun ke tahun semakin turun. Sedang untuk 2015 ke depan, saat MEA mewabah, menjadi tanggung jawab bersama untuk mempertahankan prestasi baik itu.

Di sisi lain, Joni mengungkapkan bahwa profil lulusan yang dilahirkan oleh ITS cenderung melonjak naik di setiap tahunnya. Seluruh lulusan tersebut tersebut tersebar hampir di segala bidang. "Yang paling besar itu sebagai pegawai negeri, sekitar dua belas persen," ungkap Joni.

Mengenai kualitas lulusan, Joni menceritakan tentang capaian ITS yang telah memperoleh ASEAN University Network (AUN) dan Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) pada beberapa jurusannya. "Berbekal AUN dan ABET, mahasiswa lulusan ITS akan lebih dilirik dalam persaingan skala global," imbuhnya.

Namun persaingan dalam dunia kerja tidaklah semudah itu. Terkadang bahkan harus sampai berdarah-darah demi melompati jurang pengangguran. Sehingga pada akhirnya yang menjadi tombak utama pada persaingan ini adalah mahasiswa itu sendiri. Siap tidaknya dalam menghadapi MEA hanya diri sendirilah yang dapat menjawab.

Pria kelahiran Bandung tersebut juga menyempatkan untuk membahas masalah biaya kuliah disela-sela bahasanya tentang MEA. Ia menegaskan bahwa keterbatasan biaya bukan lagi alasan yang dapat diterima oleh ITS untuk tidak bisa kuliah. ITS telah menyiasati masalah mahasiswa kurang mampu dengan banyak alternatif. Di antaranya adalah kerja sama swasta, program kemitraan mandiri, subsidi silang dan ikatan dengan bank.

Sembari mengutip perkataan Bill Gates, alumni jurusan teknik lingkungan ITB tersebut berharap semua orang dapat merasakan bangku perkuliahan dengan hak yang sama. "Kalau saudara lahir sebagai orang miskin, itu bukan salah saudara. Namun jika saudara mati sebagai orang miskin, itu salah saudara sendiri," tukasnya.

Joni berharap ITS mampu memutus mata rantai kemiskinan tersebut melalui program beasiswanya. "Intinya, jangan menyerah dalam setiap usaha. Akan ada hasil baik yang senantiasa duduk manis menunggu kita hingga usaha itu berbuah keberhasilan,” tutupnya menirukan perkataan Muhammad Ali, seorang petinju yang ia idolakan. (qi/ao)

Berita Terkait