Diketuai oleh Ahmad Febri, tim ini mengusung proyek sosial yang berhasil menggaet perusahaan minyak asal Prancis hingga berani menggelontorkan dana senilai 7000 Euro. Tim PSSL ITS berhasil mengungguli semua pesaing melalui proses penilaian dan juga voting online.
Proyek sosial yang diajukan merupakan sebuah laboratorium komputer terapung (kapal,red) bertenaga matahari yang akan diterapkan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Ukuran kapal yang dibuat pun cukup besar, yakni 10 x 3.5 meter. "Rencananya laboratorium tersebut akan dipasang komputer sebanyak enam buah," terang Okto Fenno.
Laboratorium apung ini berfungsi mengenalkan Ilmu Teknologi dan Informasi di sekolah maupun desa sekitar bantaran Sungai Mahakam yang sulit dijangkau. "Hadirnya laboratorium ini mudah-mudahan memacu semangat belajar mereka dalam hal Teknologi Informasi dan komunikasi" ungkapnya
Laboratorium komputer yang berdiri di atas kapal ini akan memanfaatkan pengoptimalan daya keluaran photovoltaic. Kemudian menggunakan teknologi Maximun Power Point Tracker (MPPT) yang terintegrasi dengan sistem kecerdasan buatan untuk menghasilkan sumber listrik sebagai salah satu keunggulannya.
Cara kerja dari teknologi ini adalah mengubah intensitas cahaya menjadi besaran listrik melalui langkah elektrik. "Komponen elektris akan memaksimalkan kinerja photovoltaic dengan cara mengikuti lintasan arah matahari," terang Fenno. Dengan demikian, akan menghasilkan daya yang maksimal.
Laboratorium apung ini merupakan penerapan dari hasil riset di laboratorium PSSL Teknik Elektro ITS. "Kami bangga karena ini merupakan langkah awal kami sebagai mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu kepada masyarakat" ungkap Ahmad Febri.
Rencananya dana 7000 Euro yang diperoleh akan digunakan untuk membangun kapal dan perlengkapan lain yang dibutuhkan seperti photovoltaic maupun peralatan komputer. Sampai saat ini kendala terbesar yang dihadapi oleh tim ini adalah lokasi Sungai Mahakam yang jauh sehingga sulit untuk dilakukan survei.
Laki-laki yang akrab disapa Febri ini menuturkan perlu adanya dukungan dari institusi lain untuk mensukseskan proyek ini. "Kedepannya, proyek ini akan diteruskan oleh mahasiswa yang berada di laboratorium PSSL," tambah laki-laki yang akrab disapa Febri.
Berbeda dengan kedua rekannya, Ranik Chairunisa memiliki pendapat sendiri terkait lahirnya teknologi ini. Dirinya menuturkan bahwa prestasi dan kepercayaan untuk mengabdikan teknologi kepada masyarakat merupakan bukti bahwa mahasiswa Indonesia tidak kalah bersaing di kancah internasional. "Semoga proyek ini menjadi insprasi bagi mahasiswa-mahasiswa di seluruh Indonesia khususnya adik-adik kami di Teknik Elektro ITS" ungkap Ranik.
Sementara itu, Prof Dr Ir Ontoseno Penangsang MSc, Kepala Laboratorium PSSL merasa bangga melihat anak didiknya mampu bersaing di kancah Internasional. Dalam mendidik mahasiswa, Ontoseno terbiasa mengajak mahasiswanya untuk aktif mengikuti kompetisi. (ila/hil)
Kampus ITS, ITS News — Memberikan dedikasi terbaiknya dalam pengembangan riset dan pemberdayaan ilmu pengetahuan, kembali membawa dosen Departemen Kimia,
Kampus ITS, ITS News — Mengimplementasikan salah satu program yang disampaikan pada Pidato Rektor Awal Tahun 2025, Institut Teknologi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali meneruskan estafet kepemimpinan dalam lingkup fakultasnya. Dr Ing
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali melahirkan doktor berprestasi, yakni Dr Muhammad Ruswandi Djalal SST