ITS News

Kamis, 14 November 2024
05 April 2016, 13:04

Kehidupan Seperti Halnya Atom

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Yang pertama adalah seperti neutron. Manusia satu ini punya pandangan netral terhadap apapun. Dalam atom bobotnya hampir sama dengan proton. Dan menjadi pemberat utama, sekitar 1,67 x 10^-27 kilogram.

Kenetralan manusia jenis ini juga memiliki konsekuensi bagi lingkungan sekitarnya. Dia cenderung tak ingin mengganggu, dan tak ingin diganggu. Akan tetapi, manusia dengan gaya kerja mirip seniman ini juga patut diperhitungkan eksistensinya, karena tanpa dia nampaknya dunia akan tidak berwarna.

Mengapa? Karena yang ada hanya hal baik dan buruk, lalu yang abu-abu? Yang ragu-ragu? Atau yang campur aduk? Ya, dialah penentunya, pelakunya, dialah penengah dari segalanya. Tak positif, tak negatif, juga terkadang tak menentukan apa-apa. Keberadaannya hanya sebagai penonton dan peng-input pendapat netral. Tapi, siapa sih di dunia ini yang tak ingin ada penonton? Toh sosial media saja butuh penonton dan penikmat netralnya kan?

Jenis kedua adalah manusia tipe proton. Tipikal ini memiliki kesabaran dan keteguhan hati untuk sakit di atas rata-rata. Tujuannya hanya satu, menyenangkan semua pihak dengan hal-hal positif yang dia lakukan.

Sama dengan posisinya dalam atom, proton juga demikian, dialah penyeimbang muatan dari elektron yang sering labil, kadang bertambah atau juga berkurang. Beratnya? Mirip seperti neutron, karena dia juga yang menentukan berat dan sifat utama suatu atom.

Manusia pelayan seperti dia sangat mudah memberi masukan, selalu mencoba bermanfaat dengan berbagai sisi di kehidupannya. Meski terkadang kebermanfaatan dan perlakuan positifnya pada sekitar bertepuk sebelah tangan, mereka tetap istiqomah menjadi baik.

Bahkan, dia tak jarang menjadi kambing hitam dari perlakuan manusia jenis elektron. Meski pada akhirnya terkadang dia berhasil menarik elektron untuk kembali ‘menetralkan’ atom yang tak seimbang.

Lalu selanjutnya adalah yang bertipe elektron. Manusia jenis ini, yang ketika dianalogikan sebagai elemen atom memiliki bobot hanya 1823 kali lebih kecil dibandingkan dengan neutron dan proton, mereka membawa satu sifat di mana pun berada, negatif.

Akan tetapi, warna dunia ini juga bergantung padanya. Si ‘receh’ yang bobotnya hanya mampu menentukan muatan ion dari atom ini sebenarnya memiliki peran kecil di dalam masyarakat, yaitu agitasi. Mengoyak suatu keseimbangan dan perdamaian. Menjalankan suatu pola yang akan menunjukkan keseimbangan yang ada saat ini adalah nisbi (sementara), tidak kekal.

Di mana pun keberadaannya selalu membuat onar, baik kecil maupun besar, selalu berhasil membentuk massa agar bisa menjadi pengikutnya, untuk menjadi agitator. Tipikalnya adalah lebih suka menyakiti hati orang lain, karena kedamaian hanyalah semu.

Sama sekali ini bukan justifikasi, atau menuduh secara sepihak, karena ketika dirasakan akan seperti inilah adanya, banyak orang-orang semacam ini.

Tulisan ini bukan bertujuan untuk melakukan generalisir, sama sekali bukan. Justru tulisan ini terinspirasi dari suatu keadaan di mana ketika di analogikan menjadi atom cukup klop dan menarik. Judging dan perceiving itu terserah anda yang membaca tulisan ini, akan tetapi satu hal yang penulis inginkan, kita sebagai manusia bisa memilih, jalan hidup mana yang akan kita perankan di manapun dan kapanpun.

Apakah kita lebih cocok menjadi neutron? proton? Atau justru elektron?

Itu semua jalan hidup, yang punya konsekuensi masing-masing. Yang punya tanggung jawab masing-masing. Dan punya hasil akhir masing-masing. Meski ujungnya juga untuk keseimbangan atom dalam dunia kita, masyarakat, dan kehidupan umat manusia secara menyeluruh.

Tulisan ini sama sekali tidak berakhir, justru membuka banyak pertanyaan dan diskusi terbuka. Penulis yakin, banyak yang ‘manggut-manggut’ dengan tulisan ini, atau bahkan ada juga yang kontra, it’s totally free

Karena hakekat manusia hidup adalah untuk berpikir, bergerak, dan menggerakkan, baik secara lisan, maupun tulisan.

Rahmandhika Firdauzha Hary Hernandha

Mahasiswa Jurusan Material dan Metalurgi

Angkatan 2012

Berita Terkait