Foto yang baik adalah foto yang sesuai dengan targetnya. Ketika orang melihat foto tersebut, orang harus tertarik dan informasi sampai dengan benar. "Misal targetmu rumah terjual, maka kamu harus mengambil foto sebagus mungkin," ungkapnya.
Arbain menjelaskan, teknik fotografi dalam arsitektur yang benar yaitu tidak miring, warna akurat, dan arah cahayanya nyata. "Itulah kenapa kita perlu memilih waktu yang benar. Lalu kalau foto harus tegak sama tegak," papar pria yang dijuluki sebagai insinyur fotografi tersebut.
Sementara dalam dunia jurnalistik, foto yang ditampilkan harus asli. "Jangan pakai lensa fish eye kalau bisa. Kecuali dalam area yang luas gitu mungkin terpaksa supaya kelihatan seluruhnya," terangnya.
Yang kedua, foto jurnalistik harus berwarna. Ia menyarankan agar seorang wartawan memiliki lensa yang komplet. "Untuk jaga-jaga, kalau misalnya kita tidak boleh mendekat untuk mengambil foto," ujarnya.
Saat ini internet sudah bisa dengan sangat mudah di akses. Indonesia pun kerap kali menjuarai lomba fotografi di luar negeri. "Belajarlah lewat internet, dan harus sering-sering buka internet. Kuncinya, kita harus gaul," pesan Arbain. (mbi/guh)
Kampus ITS, ITS News — Rangkaian acara Gerigi x UKM Expo (GEREX) 2025 akhirnya mencapai puncaknya pada hari ketiga,
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) resmi melepas keberangkatan Tim Ekspedisi Patriot 2025 di Plaza
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui ITS Global Engagement (ITS GE) menggelar lokakarya seni
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya menyemarakkan peringatan Dies Natalis ke-65, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan Gerakan