ITS News

Senin, 27 Januari 2025
16 April 2016, 23:04

Mahasiswa Harus Panik Hadapi Kelangkaan Energi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pernyataan itu ia sampaikan pada acara Meet The Technocrat (MTT) yang digagas oleh BEM Fakultas Teknologi Industri ITS. Ali meyakini, masyarakat dan mahasiswa kurang menyadari akan krisis energi ini. "Coba lihat di daerah sekitar ITS, televisi hampir 24 jam menyala, tidak tahu ditonton atau tidak. Parkiran ITS sekarang juga dipenuhi mobil-mobil mahasiswa," cetus dosen Jurusan Teknik Fisika ITS ini.

Menurutnya, Indonesia belum serius dalam merealisasikan kebijakan energi nasional yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2014. PP tersebut mengatur tentang besarnya kontribusi energi baru terbarukan (EBT) dengan target waktu tertentu.

"Indonesia belum menerapkan EBT yang mampu mengganti sebagian kebutuhan energi fosil. Apabila EBT tidak kunjung dipasarkan, kita tidak akan lama lagi menikmati harga minyak yang murah ini," bebernya.

Menurut pandangan pria yang baru sebulan menjabat Ketua LPPM ini, pemerintah terkesan mengesampingkan permasalahan krisis energi di Indonesia. Ditambah lagi masalah investor yang lebih memilih investasi eksploitasi energi fosil daripada investasi ke EBT. "Saya rasa pemerintah sangat mudah untuk menyubsidi EBT dan memberikan izin eksploitasi lahan," ujarnya.

Ia menjelaskan, EBT dari bahan bakar nabati (BBN) dengan campuran ethanol sendiri sudah siap digunakan. Namun harganya masih melampaui bahan bakar yang sekarang umum digunakan, yaitu sekitar Rp 8.000 per liter BBN. Disampaikan Ali, margin keuntungan dari harga minyak sekarang seharusnya digunakan untuk menyubsidi EBT yang sangat penting untuk masa depan.

Acara yang bertajuk Menuju Kemandirian Energi Indonesia ini diselenggarakan di Ruang Seminar Perpustakaan. Seminar ini juga dihadiri oleh Direktur Utama PT Energi Agro Nusantara, Ir Musbahul Huda, dosen Teknik Mesin ITS, Bambang Sudarmanta ST MT, dan ratusan mahasiswa yang andil berdiskusi. (yan/pus)

Berita Terkait