Ketika ditemui dalam acara Marine Icon pada sabtu lalu, mereka menuturkan tidak mudah dalam membangun sepeda air. Walaupun memiliki latar belakang Teknik Mesin, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi Imam Wahyudi, Sandro Prasetyo, dan Khoiruddin untuk mengembangkan sepeda air Cakra Baswara ini

"Tidak harus dibatasi dengan latar belakang Teknik Mesin, Tetapi kami diajarkan untuk senantiasa mengeksplorasi keilmuan di segala bidang," Ujar Imam selaku Manager dari Cakra Baswara.

"Kami mengaplikasikan konsep Speed Boat dalam membangun sepeda air ini," tutur Imam. Dengan bodi yang aerodinamis, harapannya dapat melaju dengan kecepatan yang tinggi. Sedangkan nama Cakra Baswara terinspirasi dari tokoh pewayangan nusantara.

 Meskipun terkendala dalam finansial, hal tersebut tidak menyurutkan semangat Imam dan rekan – rekannya untuk membangun sepeda air. Tim Cakra Baswara mampu memanfaatkan bahan – bahan bekas yang tersedia di jurusan mereka. "Sebagian besar bahan – bahan yang digunakan kami ambil dari alat – alat Tugas Akhir yang tak terpakai di Jurusan kami," tutur mahasiswa semester akhir ini.

Semua anggota Tim Cakra Baswara yang sedang menempuh Tugas Akhir menjadi problematika tersendiri. Imam menuturkan mereka membutuhkan waktu hingga tiga minggu untuk menyelesaikan sepeda air ini. "Kami setiap malam harus ngelembur untuk mengejar deadline, belum lagi tekanan dari dosen pembimbing untuk segera menyelesaikan Tugas Akhir," imbuhnya. Mereka mampu menyelesaikan sepeda air ini juga berkat bantuan dari rekan – rekan mahasiswa di Jurusan D3 Mesin ITS.

Dalam Waterbike Competition yang diadakan di kolam delapan ITS ini, mereka harus bersaing dengan 28 tim lainnya dari seluruh penjuru tanah air. Ujian yang harus dilewati Cakra Baswara adalah uji manuvering, uji kecepatan, dan waterbike contest, meliputi kenyamanan, keindahan serta keekonomisan.

"Dalam uji coba, Sepeda Air Cakra Baswara mampu menempuh jarak 100 meter dengan waktu 48 detik," pungkas Imam. (Bal)