ITS News

Senin, 10 Maret 2025
01 Mei 2016, 21:05

Museum Mpu Tantular Pindah ke Virtual

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Jika biasanya pengunjung harus datang dari jauh untuk melihat benda peninggalan sejarah, kini mengunjungi museum bisa dilakukan secara digital. Museum virtual memungkinkan masyarakat untuk menikmati berbagai artefak di Museum Mpu Tantular secara panoramik atau interaksi multimedia tiga dimensi.

Secara panoramik, pengunjung bisa melihat bentuk tiga dimensi berbagai artefak 360 derajat hanya dengan membuka situs web atau dengan situs youtube. Sedangkan jika menggunakan interaksi multimedia, pengunjung seolah akan dibawa ke masa lampau untuk melihat artefak, bangunan dan aktivitas orang jaman dahulu. "Bahkan, pengunjung juga bisa berinteraksi dengan tampilan yang dibuat mendekati riil tersebut," ungkap Surya, sapaan akrabnya.

Pengunjung seolah-olah bisa menyentuh benda virtual itu dengan tangannya, bahkan juga mengambil benda dan berjalan menuju tempat lain. Benda-benda koleksi dalam museum juga dapat dieksplorasi dengan lebih bebas dan leluasa oleh para pengguna di museum virtual. Hal ini karena tampilan virtual tidak terbatas waktu, dan tentunya tanpa risiko merusak benda museum melalui interaksi pengguna.

Namun, teknik penyajian untuk interaksi 3D memerlukan perangkat khusus, seperti Head Mounted Display (HMD) yang memerlukan perangkat Google Carboard plus peranti telpon pintar berbasis Android atau monitor 3D. Menyaksikannya pun juga butuh kacamata 3D baik pasif maupun aktif. "Namun penyajian ala panoramik dapat dinikmati di situs web biasa, demikian pula nantinya video youtube 360," ujar pria yang menamatkan magisternya di Tohoku University ini.

Tidak semua bagian Museum Mpu Tantular akan disajikan dalam bentuk virtual. Bagian yang diprioritaskan adalah konten yang dinilai memiliki potensi bagus dan indah untuk disajikan secara virtual 3D multimedia. Namun, kata  Surya, tidak menutup kemungkinan penyempurnaan di masa depan, apabila ada kerjasama dalam hal teknologi darinya dan pengembang konten di museum.

Museum Mpu Tantular dipilih karena kekayaan koleksinya yang unik. Sebagai seorang peneliti dari ITS  Surabaya yang berlokasi di Jawa Timur, Surya menganggap Museum Mpu Tantular merupakan pilihan yang praktikal. Namun, bukan berarti bahwa museum lain tidak mendapatkan porsi perhatian. "Rencana kami dalam waktu dekat akan menggarap museum Trowulan yang merupakan aset nasional," pungkasnya.

Saat ini, tim museum virtual tengah melanjutkan pengembangan interaksi gerakan tangan dan jemari dalam museum virtual HMD 3D. Surya juga mengaku dirinya sedang mencoba merintis kerjasama dengan program digitalisasi warisan budaya di berbagai negara yang sudah lebih dulu melakukannya. Misalnya dengan Austria yang terkenal dengan peninggalan arsitekturnya.

Surya juga tengah menjajagi pembentukan konsorsium yang melibatkan para pemangku kepentingan yang lebih luas. Dengan hal tersebut, jebolan Jurusan Teknik Elektro ini berharap gaung program digitalisasi warisan budaya akan melebar, beresonansi, bersinergi. "Dan tentunya, program ini dapat bermanfaat dan menjangkau lebih banyak komunitas masyarakat," pungkasnya. (gol/guh)

Berita Terkait