ITS News

Kamis, 30 Januari 2025
02 Juli 2016, 04:07

Catatan Prestasi Tim Sapu Angin

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Namun nahas, kenyataan berkata lain. Selasa (28/6) pagi sivitas akademika ITS menerima kabar duka. Mobil sapu angin terbakar dalam boks atau peti kemas saat akan diturunkan di arena lomba kompetisi mobil dengan bahan penggunaan bakar yang irit, di Stadion Olympic, London, Minggu (26/6).

Sebelum berangkat ke Britania Raya, Sapu Angin memiliki performansi sempurna saat uji coba. Bahkan jauh lebih baik daripada prestasi terakhir yang dicatat dalam ajang  Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2016 di Filipina, Maret silam.

Ir Witantyo MEng Sc, dosen pembimbing yang ikut mendampingi tujuh mahasiswa anggota tim di London memaparkan, terakhir Sapu Angin tercatat mampu mencapai kecepatan 300 km per jam. Angka tersebut menggunakan 90 persen bahan bakar yang disediakan. "Di atas kertas, kami optimis keluar sebagai juara. Tapi kenyataan berkata lain. Buat kami ini bukan kekalahan, melainkan kemenangan yang tertunda," yakinnya.

Jauh sebelum ke London, mobil karya mahasiswa ITS ini telah mencatatkan banyak kemenangan di berbagai ajang lomba irit penggunaan bahan bakar tingkat Asia.

Beberapa kemenangan tersebut di antaranya, pada tahun 2010 berhasil meraih juara satu SEM Asia  di kelas urban concept gasoline dan grand prize kategori Urban Concept Internal Combustion Engine. Setahun berikutnya, pada 2011 Sapu Angin jugs memboyong juara satu SEM Asia di kelas urban concept biodiesel dan grand prize kategori Urban Concept Internal Combustion Engine.

Tahun 2012, Sapu Angin kembali menjadi juara satu SEM Asia di kelas urban concept gasoline. Namun Sejak tahun itu, penghargaan grand prize ditiadakan. Setahun berikutnya, SEM Asia ditiadakan karena bencana kabut asap. Namun mobil ini memperoleh tribology award, sebuah penghargaan bagi mobil dengan sistem pelumasan terbaik.

Tak berhenti di situ, pada tahun 2014, Sapu Angin kembali meraih juara satu SEM Asia di kelas urban concept biodiesel (fame), yaitu bahan berbasis biologis. Terakhir, tahun 2015 dan 2016, Sapu Angin kembali menggondol juara satu SEM Asia di kelas urban concept diesel.

Rentetan prestasi ini menunjukkan bahwa Sapu Angin memang jawara. Witanto yakin kebakaran yang menimpa mobil anak didiknya itu menjadi pembelajaran untuk kemenangan selanjutnya yang lebih besar. (ifa/mis)

Berita Terkait