Rilis digelar sejalan dengan acara halal bihalal bersama tim-tim besar ITS yakni Sapu Angin, Barunastra, dan Marine Solarboat Team. Dalam launching ini diujicobakan kapal Batharasurya di kolam depan Rektorat. Sedangkan Triton masih dalam pengerjaan oleh tim.
Terdapat beberapa inovasi pada kapal Batharakala tahun ini. "Kita buat bobot kapal yang lebih ringan," jelas Andhika Estiyono MT, dosen pembina Batharasurya. Ia menjelaskan tahun lalu berat kapal mencapai 68 kg dan dikurangi menjadi 20 kg pada tahun ini. Pengurangan berat ini ditargetkan dapat mempercepat jalannya kapal.
Tim Batharasurya menargetkan kapal Batharakala akan berjalan dengan kecepatan 20 km per jam. "Tapi sekarang masih 13 km per jam," ungkap Andhika. Diakuinya tim sedang mengejar target tersebut. Selain itu desain lambung Batharakala juga dibuat lebih ramping dan ringan.
Batharakala memiliki desain lambung Step Hull. Desain ini dikhususkan untuk kapal yang memiliki kecepatan tinggi dan bergerak lurus. Berbeda dengan Batharakala, Triton memiliki desain lambung Mono Hull yang berspesifikasi kapal lincah dan gesit.
Bahan dasar kedua kapal yakni fiber glass, fiber carbon, dan poliuretan foam. "Kami juga sedang merencanakan agar kapal mudah dipotong dan dirakit," tutur Andhika.
Ia menambahkan desain ini bertujuan agar pengangkutan kapal ke lokasi lomba dapat lebih mudah dan hemat tempat. Dua kapal tersebut masing-masing memakan biaya hingga Rp 20 juta.
Dwiko Hardianto, Ketua tim Batharasurya mengungkapkan mengalami kesulitan pada perombakan bobot kapal. "Kami benar-benar merombak dari awal dan memperhitungkan keefisienan tenaga," jelas mahasiswa Tenik Perkapalan 2013 tersebut.
Kapal membutuhkan dua baterai dengan ukuran masing-masing 12 volt 18 AH. Dari dua baterai tersebut, kapal dapat berjalan hingga 15 menit.
Mahasiswa yang akrab disapa Iko ini menyebutkan 11 anggota tim akan berlaga pada Sabtu (6/8) hingga Minggu (7/8) Agustus mendatang. Setelah meraih peringkat ke tujuh tahun lalu, Batharasurya menargetkan bertengger di tiga teratas. "Minimal masuk tiga besar," tegas Iko. (dza/hil)
Kampus ITS, Opini — Tamu baru telah hadir mengetuk setiap pintu rumah, ialah 2025. Seluruh dunia menyambutnya dengan penuh
Kampus ITS, Opini — Pemerintah berencana menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sebelas persen menjadi 12 persen mulai
Kampus ITS, ITS News — Metode pengusiran hama konvensional menggunakan kaleng tidak lagi relevan dan optimal. Merespons permasalahan tersebut,
Kampus ITS, ITS News — Panel surya yang umumnya diletakkan di bagian atap bangunan menyebabkan posisinya sulit dijangkau untuk dibersihkan.