ITS News

Rabu, 06 Agustus 2025
03 Agustus 2016, 09:08

Sistem Modular Jadi Solusi Pembangunan Infrastuktur

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Salah satu tantangan utama dalam perkembangan infrastruktur adalah memberikan kualitas konstruksi yang tinggi, lebih cepat, dan lebih murah," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, Ir M Basuki Hadimuljono MSc PhD.

Kombinasi sistem modular saat ini dianggap sebagai solusi efektif yang dapat menjawab tantangan tersebut. Metode ini memungkinkan pra-fabrikasi, pra-perakitan, dan fabrikasi dapat dikerjakan di dalam atau luar lokasi proyek.

Selain itu, fabrikasi dapat meningkatkan konstruksi gedung lebih dari pendekatan tradisional seperti metode konstruksi in-situ. Sebuah modular rata-rata telah diselesaikan 60 hingga 90 persen di luar site, yaitu di dalam pabrik. Kemudian ditransportasikan dan dirakit di dalam site sebuah proyek.

Sebagai contoh, Indonesia membutuhkan sekitar 17,46 juta ton pasokan besi dan baja per tahun. "Melalui persetujuan kerjasama kami dengan sektor-sektor swasta, kita bekerja pada proyek-proyek bersama untuk menyediakan produk modular untuk struktur jembatan seperti struktur baja bergelombang, jembatan modular, dan jembatan S-Branch," terang Basuki.

Teknologi modular ini akan dipasang sesuai kebutuhan, serta akan mengurangi waktu konstruksi tanpa mengabaikan kualitas konstruksi.Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera)  juga telah mengembangkan berbagai produk teknologi bangunan berbasis modular.

Inovasi yang paling dikenal luas antara lain Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA, , Laminated Veneer Lumber (LVL) yang berbasis sistem perumahan, Rumah Instan Kayu (RIKA), dan Rumah Unggul Sistem Panel Instan (RUSPIN).

Rumah-rumah tersebut dikenal sebagai sistem perumahan knockdown sederhana dan sehat. Knockdown sendiri adalah sistem sebuah kontruksi yang bisa di bongkar dan di rakit lagi. Sebagai contoh, RISHA dikembangkan pada tahun 2003 yang kemudian populer pada tahun 2004, ketika berhasil diterapkan di provinsi Aceh pasca gempa besar dan tsunami. (mbi/guh)

Berita Terkait