ITS News

Senin, 16 Desember 2024
27 Agustus 2016, 16:08

Bioteknologi, Solusi Limbah Dunia Modern

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Dunia dituntut untuk mengembangkan bioteknologi berbasis lingkungan yang mampu berkontribusi memulihkan sumber energi serta menjaga lingkaran ekonominya dengan baik," ujar Verstraete.

Tak hanya dari penambangan logam saja, sistem pengolahan limbah kovensional pun turut menyumbang pencemaran udara melalui produksi gas nitrogennya. Hal ini mengharuskan peneliti mengkaji ulang berbagai konsep teknologi yang sudah banyak diterapkan. "Dunia harus bergerak ke arah bio-ekonomi dan prinsip minimalisasi pencemar hasil teknologi," terangnya.

Verstraete menambahkan bioteknologi berbasis lingkungan menjadi salah satu syarat utama menjaga kelangsungan hidup kedepan. Hal ini terkait dengan penggunaan mikroorganisme yang mampu mengolah dengan efektif dan bersih atau tidak meninggalkan pencemar. "Ada satu solusi yang biasa saya sebut tujuh aturan teknologi menjanjikan," sahut profesor asal Universitas Ghent Belgia ini.

Tujuh aturan teknologi menjanjikan ini merupakan tujuh solusi yang meliputi jawaban atas berbagai macam perkembangan teknologi. Salah satunya adalah teknologi air minum yang selama ini penerapannya justru menimbulkan limbah kalsium karbonat dan besi oksida. "Kita harus mulai belajar mendaur ulang limbah tersebut seperti yang sudah diterapkan Belanda," ungkapnya menjelaskan.

Lain lagi dengan sistem komposting yang justru menimbulkan karbon dioksida sebagai produk sampingannya. Hal ini dapat diatasi dengan pembuatan kompos dari bahan organik sisa penyulingan minyak yang hasilnya akan lebih baik untuk kesehatan lingkungan.

Solusi-solusi lain seperti penggunaan bio-elektrokimiawi sebagai sumber energy terbarukan. Kemudian proses bioteknologi dalam pemulihan logam pencemar, Serta konsep baru metabolisme perkotaan dalam menghadapi sampah perkotaan. Juga isu konsumsi nitrogen pupuk yang justru 75 persen mencemari tanah dan menjadi salah satu sampah yang cukup berbahaya.

"Dunia ditantang untuk lebih mengeksplorasi teknologi dengan perspektif bioteknologi lingkungan. Mari berpikir dan bergerak bersama menuju generasi teknologi yang mengedepankan keberlangsungan bumi kita," pungkas pria yang memperoleh gelar doktornya di Universitas Cornell Amerika ini. (arn/hil)

Berita Terkait