Tak ayal, Parama Kartika Dewa Soetriana Putra pun tertarik melakukan penelitian tentang interaksi manusia dengan rantai pasok. Menurutnya, hubungan antara rantai pasok dan manusia sebenarnya lebih rumit daripada yang terlihat. Hal ini karena manusia memiliki relasi yang unik pula dengan peralatan dan kondisi lingkungan kerjanya.
"Peran peralatan, lingkungan, dan teknologi bisa berbeda jika diterapkan di sistem rantai pasok yang berbeda pula," kata mahasiswa program doktor Jurusan Teknik Industri ITS pada sidang doktornya, Jumat (9/9).
Parama kemudian fokus pada identifikasi jenis kesalahan manusia, serta pola dan klasifikasi kesalahan tersebut dalam rantai pasok. Ia pun mengamati secara langsung proses rantai pasok pada dua perusahaan yang dijadikan sampel. Berdasarkan penelitian di bawah bimbingan Prof Ir I Nyoman Pujawan Meng PhD CSCP dan Prof Iwan Vanany ST MT PhD tersebut, Parama berhasil mengelompokkan masalah dalam proses rantai pasok menjadi empat.
"Keempatnya adalah kesalahan pengelolaan dokumen, perencanaan beban kerja di sistem kerja, pengelolaan produk dan bahan baku, serta akurasi inventori dan target produksi," jelasnya.
Hasil identifikasi tersebut lalu digunakan untuk membangun sebuah model perbaikan. Dikatakan Parama, model perbaikan digunakan untuk mengurangi kesalahan manusia sehingga sebuah rantai pasok dapat berjalan lebih efektif. Ia menggunakan model Quality Function Deployment (QFD) untuk mengaitkan antara kinerja rantai pasok dengan jenis kesalahan manusia.
"Penilaian QFD juga mampu mengakomodasi penilaian manusia, bahkan termasuk yang bersifat ambigu menggunakan konsep fuzzy," papar lelaki kelahiran Yogyakarta ini.
Usai model perbaikan dirumuskan, Parama melakukan proses analisis sensitivitas saat tahap implementasi tindakan perbaikan. Parama mengaku melakukan analisis dengan pendekatan simulasi Monte Carlo yang dapat mengakomodasi dinamika hubungan antara jenis kesalahan manusia dengan tindakan perbaikan.
Model ini dirumuskan untuk mengetahui cara meningkatkan kontribusi manusia, peralatan, dan lingkungan dalam menghasilkan kinerja baik suatu sistem perencanaan dan operasi rantai pasok. "Karena dengan analisis sensitivitas, perubahan dan dampak setelah dilakukan tindakan perbaikan bisa diketahui, misalnya dampak pada aspek maupun efektivitas tindakan perbaikan," tutur Parama.
Di akhir, Parama mengaku hasil penelitiannya memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut. Hal tersebut dapat dilakukan karena kerumitan rantai pasok yang berbeda satu dengan lainnya. Model penelitian selanjutnya dapat dikembangkan untuk menentukan kombinasi relasi antara aspek manusia, peralatan, dan lingkungan yang paling optimum untuk meningkatkan kinerja rantai pasok.
"Penelitian lanjutan juga bisa dilakukan dengan pengembangan model yang turut mempertimbangkan aspek mental dan perilaku yang melekat di masing-masing individu manusia," pungkasnya (ayi/mis).
Kampus ITS, ITS News – Dedikasi tinggi dalam membumikan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kembali mengantarkan dosen Departemen
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kian mengukuhkan kiprahnya di bidang teknologi robotika melalui
Kampus ITS, ITS News — Sebagai upaya membuka akses pendidikan yang lebih luas, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkenalkan
Kampus ITS, ITS News — Salah satu lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membuat inovasi yang luar biasa