Baiklah, coba kita telaah kalimatnya, di baris kalimat pertama, menurut saya, meski 1.000 orang tua dikumpulkan saya yakin Gunung Semeru yang mendadak terkenal karena tempat syuting film 5 centimeter itu tak akan tercabut juga.
Apalagi orang tuanya yang sukanya duduk di kursi DPR atau sudah sakit pinggang dan memakai tongkat semua. Soekarno terlalu lebay menurut saya. Toh ditambah 1.000 lagi pun Semeru tidak akan tercabut dari akarnya. Wong itu gunung bukan pohon yang bisa seenaknya dicabut. Hehe
Tapi di kalimat kedua ada kata aneh lagi yang ia ucapkan, beliau meminta sepuluh pemuda untuk mengguncang dunia. Untung bukan tujuh ya, mungkin jika tujuh pemuda Soekarno sudah mengira akan menjadi boyband. Ah bercanda. Namun, kalimat yang satu ini menarik bagi saya. Ia hanya butuh sepuluh pemuda untuk mengguncang dunia. Walaupun kali ini saya yakin ia berkata dengan nada serius bahwa guncangan yang ia maksud adalah Go International. Keren ga sih?
Faktanya…
Lebih dari enam kepemimpinan Indonesia dan Soekarno telah menyiapkan diri untuk dunia Internasional dan Asean Economic Community (AEC), jauh sebelum kata AEC itu terkenal beberapa tahun ini. Ia sadar bahwa pemuda adalah aset berharga bangsa yang tak ternilai. Namun, coba lihat pemuda di sekeliling kita, tidak usah jauh coba lihat diri kita jika sidang pembaca tulisan ini adalah mahasiswa. Apakah benar kita aset berharga bangsa ini?
Untuk para pemuda yang membaca ini, coba kita tilik sedikit sejarah. Soekarno selalu mendengungkan slogan Jangan Melupakan Sejarah (Jasmerah), pernah tahu kenapa ia mendengungkan itu selalu? Menurut asumsi saya, hal itu tak lepas karena peran pemuda Indonesia dalam memerdekakan bangsa ini.
Oh ya? Hmm coba kita lihat perkumpulan pemuda zaman dahulu yang selalu diberi nama Jong depannya. Iya, Jong Java, Jong Sumatera, Jong Borneo, Jong Celebes, dan Jong lainnya. By the way, ada satu Jong yang saya lupakan dan sangat berpengaruh yaitu Jong Mblo, perkumpulan pemuda jomblo yang berprestasi. Just kidding.
Semua pergerakan bangsa ini selalu dimulai dengan pemuda. Cikal bakal persatuan pun anda tahu karena apa? Karena sumpah segolongan pemuda yang ingin bangsa ini merdeka dan bersatu. Tepatnya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Ok coba saya ambil beberapa contoh seseorang yang mengguncang dunia saat ia masih menyandang predikat pemuda. Sebut saja Mohammad Hatta, bapak proklamator Indonesia. Hatta memulai pergerakannya yang menjadi landasan awalnya memerdekakan Indonesia saat ia masih berkuliah di Belanda tepatnya pada tahun 1921.
Hatta lahir pada tahun 1902, tahun 1921 ia sudah melancong menjadi mahasiswa asing di Belanda. Jika dianalisis umurnya saat itu baru 19 tahun. Pemuda Indonesia umur 19 tahun asal Bukittinggi itu sudah memulai menuliskan cerita hebatnya sejak 19 tahun.
Bayangkan 19 tahun ia sudah melancong ke negeri orang, menguasai bahasa negara itu dan di Belanda ia aktif dalam pergerakan menentang kolonialisme dan imperialisme. Melalui tulisannya yang buas dengan isi pemikiran otaknya menentang kolonialisme ia sempat mendekam di penjara. Hanya karena memerjuangkan idealis atau idenya. Beda dengan pemuda sekarang, yang mendekam di penjara karena kasus kriminalitas yang merajalela.
Lalu ada Alexander The Great, pemuda asal Makedonia itu telah berhasil menaklukkan kota kecil saat ia masih berumur 16 tahun ketika menjadi Raja sementara Makedonia menggantikan ayahnya. Dalam kurun waktu 10 tahun setelah beberapa tahun resmi menjadi raja ia telah berhasil menaklukkan separuh dunia. Fantastis!
Saingannya, Mohammad Al Fatih, Sultan asal Turki tersebut berhasil menaklukkan kota yang konon di zamannya tidak pernah ditaklukkan selama lebih dari tujuh abad dan kota yang paling sulit saya taklukkan dalam game Age of Empires, Konstantinopel. Pun ia menaklukkan kota itu saat berumur 21 tahun. Saat masih menyandang gelar pemuda. Lagi-lagi seorang pemuda menaklukkan sebuah kota dan mengukir sejarah.
Atau juga di bidang penelitian, ada Thomas Alva Edison dan Albert Einstein yang memulai portofolio sejarah dirinya saat masih pemuda. Untuk Edison mungkin kita mengenalnya lewat bohlam lampunya. Namun sebelum bohlam tercipta ia telah menelurkan berbagai macam penemuan yang bersertifikat paten. Einstein sebagai ilmuwan tersohor abad 20 juga memulai perjalanan portofolio sejarah dirinya sejak saat pemuda.
Dan masih banyak pemuda lainnya yang telah memulai perjalanan sejarahnya sejak ia menyandang predikat pemuda yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Coba lihat diri kita, umur kita mungkin sudah lebih dari Alexander The Great yang menaklukkan kota kecil saat berumur 16 tahun, Hatta yang telah melanglang buana saat umur 19 tahun, Mohammad Al Fatih yang menaklukkan kota saat umur 21 tahun tapi kita belum satu pun menuliskan portofolio perjalanan sejarah kita. Mereka semua sudah mengguncang dunia.
Lalu…
Tidak inginkah kita mengukir nama di dinding sejarah dan portofolio diri menjadi orang yang berpengaruh di jalan sejarah diri kita sendiri. Coba kita bayangkan 10 tahun atau 20 tahun lagi ketika kita menjadi seorang pembicara di panggung dunia, penemu handal yang namanya diabadikan atau “penakluk†kota kecil di Dunia dengan teknologi ciptaannya. Atau jika kita sudah mempunyai anak, tidak inginkah kita bercerita kepada anak atau cucu kita bahwa kita telah mengguncang dunia?
AEC sudah berjalan lebih dari setengah tahun. Bagi saya, inilah kesempatan pemuda Indonesia untuk menunjukkan tajinya kembali mengulang belasan tahun silam saat memerjuangkan kemerdekaan. Membuat negara lain bertekuk lutut dan mengakui bahwa negara dengan sebutan raksasa tidur ini sudah waktunya bangun.
Oh ya maaf, saya lupa menambahkan kata Almarhum di depan nama Soekarno, Mohammad Hatta, Alexander The Great, Mohammad Al Fatih, Thomas Alva Edison dan Albert Einstein. Sekedar mengingatkan bahwa pemuda pergerakan, penakluk, penemu dan ilmuwan itu telah tiada dan namanya tetap harum hingga saat ini, menunggu pemuda lain menggantikannya. Semoga itu kita. Iya kita~
Hari kemerdekaan Indonesia sudah lewat, sebentar lagi, kita akan bertemu dengan dengan hari sumpah pemuda. Belum terlambat untuk memerdekakan bangsa ini sekali lagi dari kapitalisme dan kolonialisme yang berkedok produk dan budaya luar negeri dengan penemuan, pergerakan dan perjuangan kita. Belum terlambat juga untuk menyatukan kembali semangat persatuan euphoria 88 tahun silam saat segolongan pemuda mengikrarkan diri dan bersumpah sebagai satu bahasa, satu bangsa, satu tanah air, Indonesia.
Dan belum terlambat untuk mengguncang dunia kawan selama hayat masih dikandung badan. Bagaimana kalau kita mengguncang dunia seperti mereka?
Irvan Cendickya Wira Artha
Mahasiswa Manajemen Bisnis
Angkatan 2013
Koordinator Liputan ITS Online
Calon 10 Pemuda Indonesia Idaman Soekarno
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)