ITS News

Senin, 02 September 2024
19 November 2016, 16:11

Kampus Teknologi dan Energi Terbarukan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BPMIGAS, Gde Pradnyana dalam pertemuan Perhimpunan Mahasiswa Geologi se Indonesia (Perhimagi) pada tahun 2012 lalu di Universitas Diponegoro yang dilansir pada laman web Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa tingkat pengurasan cadangan minyak Indonesia sangat tinggi bahkan delapan kali lebih cepat dari laju pengurasan di negara-negara penghasil minyak utama dunia seperti Arab Saudi dan Libya. 

Hal tersebut mengartikan bahwa Indonesia menguras cadangan minyak bumi delapan kali lebih cepat dibandingkan Arab Saudi dan Libya. terbukti dengan pernyataan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I. G. N Wiratmaja Puja mengenai cadangan minyak Indonesia sepanjang semester I tahun ini hanya 2.9933 million stock tank barrels (mmstb). Bahkan, saat ini tercatat hal tersebut terendah sejak 2000 silam
Menyikapi hal tersebut saat ini pemerintah terlihat beralih ke sumber daya alam lain yaitu gas alam. Gas alam dianggap dapat menjadi solusi dari masalah minyak saat ini.. Selain itu, terdapat kajian yang dimuat dalam web Kementerian ESDM tentang potensi gas alam yang dimiliki Indonesia dapat digunakan untuk 59 tahun kedepan.  
Namun, perlu diingat sama seperti minyak, gas alam masuk dalam kategori sumber daya alam yang tak dapat diperbarui karena proses terbentuknya membutuhkan waktu jutaan tahun. Akankah para akademisi termasuk akademisi di ITS akan berpikir sama halnya seperti pemerintah yang sekarang mulai beralih mengeksplorasi gas alam?
Tapi jika melihat dari perkembangan riset yang dilakukan ITS sebagai kampus teknologi, tak sedikit yang mengulas tentang energi terbarukan. Dari sini dapat ditentukan bahwa para akademisi masih berpikir tentang energi terbarukan yang benar-benar baru. 
Contoh nyata yang membuktikan keseriusan ITS mengembangkan energi terbarukan yaitu dibukanya program studi (prodi) Teknik dan Manajeman Energi Laut di penghujung 2015 lalu. Prodi yang dibawahi oleh Departemen Teknik Kelautan, prodi pasca sarjana ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Sebagai Perguruan Tinggi Negeri, ITS ikut andil dalam pengambilan keputusan pemerintah berupa masukan-masukan. Jadi, dapat dipastikan ITS tetap mendukung pilihan pemerintah yang saat ini sedang gencar mengeksplorasi gas alam. Hal ini membuat ITS menggelar Seminar Migas Nasional yang bertajuk Revisi UU Migas untuk Kedaulatan RI. Selain kedua contoh tersebut, tentu masih banyak lagi riset-riset dari para akademisi ITS baik dari dosen maupun mahasiswa. 
Sungguh saya sangat bersyukur dapat melihat, merasakan, dan menikmati yang namanya perguruan tinggi. Apalagi perguruan tinggi itu adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang sekarang telah memasuki dies natalis ke 56nya. Melihat gencarnya ITS dengan pengembangan energi terbarukan sekarang, membuat saya berpikir ITS sudah turut mengambil peran dalam perlombaan membantu Sang dunia yang sedang membutuhkan energi baru. 
Namun, tentu riset akan energi terbarukan ini tidak boleh berhenti dan ITS tak boleh merasa puas atas apa yang dicapainya. Sebuah kampus teknologi sudah barang tentu harus memiliki rasa riset yang tinggi. Beralihnya zaman yang menuntut teknologi pun harus diimbangi. Dengan semangat sepuluh nopember, riset ITS dibidang energi terbarukan ini dapat selalu meningkat, semoga.
Pradena Bhesari Fitrah Laharto
Mahasiswa Departemen Kimia
Angkatan 2015

Berita Terkait