ITS News

Rabu, 08 Januari 2025
10 Desember 2016, 23:12

Pertahankan Produk Lewat Strategi Pemasaran

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Didapuk sebagai pembicara, Surya Bhirawa, alumni Teknik Kimia ITS memaparkan perspektif tentang retail dan kemasan produk. Di Aula Oedjo Djoeriaman, Head of Domestic Sales Stationary Asia Pulp and Paper (APP) ini bertutur. Ia lalu memberi contoh kasus pada kegiatan Jakarta Fair. 

Terdapat kenaikan yang signifikan dalam kegiatan Jakarta Fair dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 pengunjung Jakarta Fair sebanyak 3,5 juta orang. Kemudian jika dibandingkan tahun 2016, pengunjung Jakarta Fair mencapai 5,7 juta orang dengan 6,1 triliun transaksi. "Ini artinya masyarakat Jakarta suka belanja," kata pria yang akrab disapa Surya ini.

Dari contoh kasus yang ia kemukakan, ia mencoba memaparkan budaya konsumtif masyarakat Indonesia. Budaya ini yang membuat Indonesia memberikan peluang bisnis yang besar bagi perusahaan luar. 

Lebih lanjut, Surya menjelaskan perbedaan pola penjualan dari beberapa era. Pada era 80 hingga 90an, suatu produk dibuat berdasarkan permintaan pasar. "Misal ada orang bikin produk air minum, produk itu langsung dijual tanpa ada strategi pemasaran," ungkapnya.

Memasuki tahun 2000, mulai bermunculan retail produk dan ekspansi merek yang masif. Sehingga pada pertengahan era ini terdapat bintang iklan sebagai ikon merek produk tertentu. Sedangkan saat ini merupakan era kekuatan konsumen. "Pemasaran masa sekarang menuntut untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan setiap individu dari pembeli," ujar Surya.

Demikian bila ingin menciptakan produk untuk dijual maka harus dimulai dengan memahami kebiasaan pembeli. "Orang-orang Bandung terkenal berani mengeluarkan uang untuk membeli produk, sehingga fashion tumbuh subur di sana," ulas Surya memberi contoh. 

Ia menambahkan, kebiasaan orang-orang Bandung keluar nongkrong dengan teman-temannya di sore hari menyebabkan kafe-kafe menjamur di Bandung.

Strategi marketing selanjutnya ialah mengembangkan kreasi tempat penjualan dan pengalaman membeli produk. "Orang suka belanja di mal bersama keluarganya karena selain berbelanja mereka bisa sekaligus makan serta ada tempat bermain untuk anak-anak," paparnya.

Terakhir, Surya mengklaim perlunya strategi penjualan dengan inovasi harga premium dan terjangkau. "Seperti pesawat Air Asia yang menawarkan promo harga terjangkau di waktu tertentu," pungkasnya. (zik/hil)

Berita Terkait