ITS News

Minggu, 22 Desember 2024
11 Juli 2017, 08:07

Pantau Air PDAM, Mahasiswa ITS Ciptakan Sadewa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kelima pencetus Sadewa adalah Muhammad Desna Rizal Cahyanto, Rifan Syah Rijal, Ronaldo Gabe Manik, Noval Andika Chandra Eka Putra, dan Bella Angelica. Bermula dari keluhan masyarakat Rungkut dan Siwalankerto terkait buruknya kualitas air di daerah tersebut, mereka berusaha memecahkan permasalahan seputar kebersihan dan pengontrolan debit air.

Berdasarkan survey lapangan yang telah mereka lakukan ditemukan bahwa kualitas air di Surabaya masih berada pada kualitas C hingga B. "Padahal menurut Peraturan Gubernur nomor 20 tahun 2000 kualitas air baku yang diterima PDAM harus A," tutur Desna, ketua tim penelitian.
Mahasiswa Teknik Elektro Otomasi itu melanjutkan, penyebab buruknya kualitas air ini dikarenakan lokasi Surabaya berada di hilir. Sementara sumber air baku berasal dari sungai yang ada di Kabupaten Malang. "Sebelum sampai ke Surabaya, air baku ini harus melalui 15 Kabupaten lain. Sehingga pencemaran air menumpuk di Surabaya," imbuhnya.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta, kelima mahasiswa asal Departemen Teknik Elektro Otomasi ini melakukan penelitian untuk menjawab permasalahan sanitasi air. Bermodalkan uang dua juta rupiah, Desna dan tim membuat sistem Sadewa yang menggabungkan berbagai alat dan bahan, diantaranya empat jenis sensor, mikrokontroller, photodioda, Total Dissolved Solids Meter (TDS) meter, dan android.
Adapun sensor yang digunakan adalah Sensor Elektrode pH untuk mengetahui kondisi pH air, Sensor Warna TCS3200 untuk kekeruhan air, Water Flow Sensor untuk mengetahui debit air, serta Sinar Ultra Violet untuk membunuh bakteri dan kuman pada air. Sensor-sensor tersebut dikontrol dengan menggunakan mikrokontroller Minimum Sistem ATMEGA 16.
Dengan sistem tersebut, Sadewa dapat mengetahui kondisi kekeruhan air, pH air, jumlah air yang dikeluarkan, dan dilengkapi TDS meter untuk mengukur kandungan logam pada air. "Alat yang nantinya akan ditempatkan diantara pipa PDAM ini membutuhkan 9 volt District Current, sehingga membutuhkan power supply sebagai sumber listrik," terang Ronaldo, anggota penelitian yang bertugas menciptakan software.
Lebih lanjut, dikatakan Ronaldo, Hasil pemantauan air dengan alat Sadewa dapat mengurangi keresahan masyarakat tentang kondisi airnya yang dikirimkan melalui SMS kepada pengguna PDAM dan juga langsung kepada supplier air. "Hal ini memudahkan supplier air yang ingin mengecek kondisi air masyarakat," ulasnya.
Saat ini, Sadewa tengah mengikuti monitoring and evaluation PKM tingkat ITS. Dari penelitian Sadewa ini, diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat semua golongan. "Kami juga berharap dapat mengembangkan lebih jauh alat ini sehingga menjadi produk yang dapat diekspor keluar negeri," pungkas Desna.(zik/hil)

Berita Terkait