ITS News

Senin, 07 Oktober 2024
11 Juli 2017, 09:07

Sulap Limbah Jadi Peredam Suara

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Memadukan abu ampas tebu dan jerami padi, papan peredam suara besutan Vidiyan Nabila, Dina Firdiana Rosalina, Kartika Tri Wahyu Ramadhani, dan Lusthya Resita Zonara ini berhak atas dana hibah pengembangan dari Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi 2017 .

Vidiyan Nabila, salah satu anggota tim, memaparkan bahwa selama ini abu ampas tebu dan jerami padi tidak dimanfaatkan dengan baik. "Bahkan jerami padi biasanya dibiarkan hingga kering lalu dibakar. Padahal, kegiatan seperti ini memiliki andil besar dalam pemanasan global," tambah mahasiswi Teknik Fisika tersebut.
Fakta bahwa abu ampas tebu mengandung silika sekitar 51 persen dan semakin banyaknya jerami padi yang dibakar sia-sia mengilhami empat dara ITS ini untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai jual. "Setelah dilakukan penelitian, studi literatur, dan uji coba ternyata dua limbah ini layak digabungkan sebagai bahan peredam bunyi," tutur Nabila.
Selain itu, kebutuhan panel akustik di dunia yang mencapai 131 miliar dolar pada 2015 bisa menjadi lahan bisnis tersendiri bagi limbah pertanian dan limbah industri gula ini. "Papan ramah lingkungan ini sangat cocok diaplikasikan untuk bioskop, ruang kelas, ruang pertemuan, dan ruangan lain yang membutuhkan alat peredam suara," imbuh perempuan 20 tahun ini.
Diakui Nabila memang tidak mudah membuat papan peredam bunyi dari kedua limbah ini. Terlebih dibutuhkan proses yang panjang untuk menghasilkan silika dari abu ampas tebu namun dengan hibah dana dari Kemenristekdikti, ia dan tim optimis papan berdiameter 9,8 cm ini dapat bersaing di pasar. 
"Sekarang daya penyerapan bunyi maksimal masih 0,4928 dari skala nol sampai satu, namun dengan memanfaatkan dana hibah ini kami optimis kualitasnya dapat terus diperbaiki," harapnya. (lys/hil)

Berita Terkait