Kegiatan yang menjadi salah satu agenda Open House Perpustakaan ITS ini dikemas dalam diskusi interaktif dengan menghadirkan dua orang penulis Irvan Cendickya Wira Artha dan Sony Junianto ST serta seorang reviewer, Athyn Thursyna.
Irvan Cendickya Wira Artha memaparkan ada banyak sekali ide-ide brilian mahasiswa ITS yang tersebar diberbagai akun sosial media mereka, padahal tulisan-tulisan tersebut tentunya tidak dapat bertahan lama dan akan terlupakan. "Kalau menuliskannya dalam sebuah buku tentu dapat terabadikan dengan baik dan dinikmati berbagai generasi," tambah Direktur Vivat Press tersebut.
Gagasan untuk Indonesia dalam buku yang nantinya akan diisi oleh seratus penulis ini bisa macam-macam dan dari berbagai disiplin ilmu. "Berbagai disiplin ilmu yang terdapat di ITS dapat menyatu dan menuangkan pemikiran dalam buku ini. Ide kami bebaskan sebebas-bebasnya," lanjut pria berkacamata tersebut.
Untuk mekanismenya, pria 21 tahun ini menjelaskan bahwa setiap penulis berhak mengirimkan 2-3 halaman dalam bentuk salinan dengan format Arial 11 dan dikirimkan ke surel Vivat Press. Irvan mengaku hingga saat ini pihaknya masih menunggu gagasan-gagasan brilian yang ingin dituangkan mahasiswa ITS.
Nantinya, buku ini akan diproduksi untuk kalangan terbatas dan disajikan sebagai cinderamata khas ITS. "Belum ada niat untuk ke arah komersial, saat ini hanya akan dijual ke alumni ITS, disimpan di perpustakaan pusat, dan dijadikan cinderamata khas ITS. Meskipun begitu tetap kami daftarkan ke ISBN," akunya.
Edy Suprayitno SS MHum, Kepala Perpustakaan Pusat ITS, mengamini hal tersebut. Pustakawan yang telah mengabdi di ITS sejak tahun 1990 tersebut memaparkan bahwa nantinya ada satu buku 100 Gagasan Mahasiswa ITS yang akan disimpan di Perpustakaan Pusat ITS.
"Ide ini terbilang baru dan inovatif, nantinya bila buku bisa dibaca diperpustakaan dapat menjadi pelecut bagi mahasiswa ITS lain untuk menuangkan ide senada," tandas pria yang berharap terciptanya 1001 Gagasan Mahasiswa ITS tersebut. (lys)
