ITS News

Senin, 07 Oktober 2024
12 November 2017, 16:11

Mahasiswa ITS Unjuk Kebolehan di SMOGC 2017

Oleh : gol | | Source : -

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menelurkan ide inovatifnya. Melalui Society of Petroleum Engineers (SPE) Student Chapter Malaysia Oil and Gas Convention 2017 (SMOGC 2017), lima mahasiswa ITS unjuk kebolehan dalam Kompetisi Design Oil Rig dan Kompetisi Paper.

Ialah  Galura Wirautama, Rizqi Widya Ananta, dan Fikri Imanudin mahasiswa Departemen Teknik Kelautan dan Joey Deborah mahasiswi Teknik Kimia yang tergabung dalam Tim Ganapatih yang  mengikuti kategori Design Oil Rig (alat pengebor minyak, red), serta Dany Destyawan dari Departemen Teknik Kimia yang mengikuti kompetisi paper.

Joey Deborah, salah satu anggota tim Ganapatih menjelaskan, sebelum terbang ke Universiti Teknologi Malaysia (UTM) menjadi finalis terlebih dahulu Ia dan timnya harus melalui seleksi blueprint.

Blueprint  merupakan kerangka kerja terperinci (arsitektur) sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan yang meliputi penetapan tujuan dan sasaran, penyusunan strategi, pelaksanaan program dan fokus kegiatan serta langkah-langkah atau implementasi yang harus dilaksanakan oleh setiap unit di lingkungan kerja

“Disana kami membuat maket dalam waktu empat jam. Selanjutnya presentasi multimedia dalam waktu lima menit. Maket yang kami buat lalu dilakukan uji beban, uji gelombang, dan uji daya apung,” tutur Joey Deborah.

Menurut Joey, ada dua hal yang menjadi poin utama dalam penilaian maket. Yaitu maksimaslisasi maket pada lini produksi dan alat pengebor minyak ramah lingkungan. Untuk memaksimalkan lini produksi, Ganapatih membuat konsep alat pengebor minyak bidang marjinal, yaitu bidang yang secara konsep ekonomi tidak menguntungkan namun terdapat cadangan minyak yang bisa dieksploitasi.

“Kami membuat modular rig yang bisa disewa. Daripada untuk satu bidang harus membuat satu alat pengebor, lebih baik perusahaan minyak menyewa rig kami,” jelas Joey. Sedangkatn untuk alat pengebor minyak ramah lingkungan, Ganapatih memiliki Natural Gas (NG) Engine, Ocean Wave Energy Generator (OWEG), Bacteria for Oil Spill, dan Waterborne Inorganic Zinc Coating.

Dalam Kompetisi Paper, Dany Destyawan harus berjuang sendirian. “Topik paper saya ialah  mengenai pemisahan CO2 yang terdapat di blok natuna yaitu blok gas alam terbesar se-Asia Tenggara, total konsentrasinya mencapai 71% sehingga sulit dipisahkan,” tutur Dany.

“Inputnya merupakan gas alam yang mengandung Methane Hexane dan Karbon Dioksida (CO2), Asam Sulfitda (H2S) ,Nitrogen (N2) serta zat-zat lainnya lainnya. CO2 merupakan komponen utama yang dipisahkan dalam simulasi tersebut untuk mendapatkan metana yang mendekati murni,” imbuh Dany.

Teknologi yang dipilih Dany ialah  Multi Stage Cryogenic yang dapat menurunkan kadar CO2 hingga 3,6%. Cryogenic adalah teknologi pemisahan komponen secara fisik melalui perbedaan fase dalam suhu yang sangat rendah. “CO2 dan komponen2 berat lainnya dapat terkondensasi dan mengeluarkan metana sebagai produk yang diinginkan,” jelas mahasiswa Departemen Teknik Kimia tersebut.

Berkat inovasi miliknya, Dany pulang membawa gelar 1st Runner Up. Bagi Dany banyak pengalaman yang ia dapat saat mengikuti lomba yang diikuti delapan negara tersebut, hingga Jerman.  Pengalamannya ialah profesionalitas, toleransi dan juga networking.

Dani berharap agar teknologi usulannya bisa dikembangkan lebih lanjut dengan harapan Blok Natuan dapat memenuhi kebutuhan gas untuk industri maupun rumah tangga di Indonesia. “Masih banyak pertimbangan yang perlu dikaji agar teknolgi ini layak diterapkan,” tutupnya. (id/jel)

Tim Ganapatih bersama Dany menerima penghargaan sebagai First RunnerUp dalam Student Chapter Malaysia Oil and Gas Convention 2017

Berita Terkait