ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
23 November 2017, 13:11

Pendidikan Tinggi, Modal Kuat Calon Entrepreneur

Oleh : gol | | Source : -

Kampus ITS Surabaya, ITS News – Hendy Setiono, founder Kebab Turki Baba Rafi hadir sebagai salah satu pengisi acara dalam gelaran BI Goes To Campus 2017, Rabu (23/11) di Grha Sepuluh Nopember. Dalam bincang-bincang tersebut, pria kelahiran Surabaya ini membagikan kisahnya dalam merintis usaha Kebab Turki Baba Rafi yang dimulai sejak 2003.

Saat itu, Hendy yang sempat belajar di Departemen Teknik Informatika ITS ini menceritakan awal ia merintis karir di dunia kuliner. Pengusaha kuliner yang sudah merintis bisnis kebab sejak berusia 19 tahun ini lalu meceritakan awal mula usahanya. Terinspirasi dari kunjungannya ke tempat kerja sang ayah yang berada di Qatar, Hendy bertekad untuk menjajal bisnis makanan khas timur tengah itu di Indonesia.

Dengan modal senilai empat juta rupiah yang dipinjam dari sang adik, Hendy pertama kali berjualan kebab turki Baba Rafi dengan gerobak di daerah Semolowaru. Meski awalnya mengalami kerugian, nyatanya kini Kebab Turki Baba Rafi sudah merambah pasar luar negeri, seperti Filipina, China, Brunei Darussalam, Singapura, Srilanka hingga Belanda.

Selanjutnya, alumni SMAN 5 Surabaya ini juga menyoroti seputar minat anak muda dalam dunia wirausaha. “Dibanding dulu, sekarang jumlah mahasiswa yang berminat jadi pengusaha sudah jauh lebih banyak,” ungkapnya.

Namun, Hendy menyayangkan jika mahasiswa hanya menjadikan pengusaha sukses tak tamat kuliah kuliah sebagai role model. Menurutnya, hal ini bisa mengakibatkan mahasiswa menjadi malas dalam menuntut ilmu di bidang yang sedang mereka dalami.

“Yang tidak lulus kuliah tapi sukses memang banyak. Tapi coba bayangkan, yang tidak lulus saja bisa sukses, apalagi yang kuliah sampai lulus,” ujar pria yang kelahiran 1983 ini.

Menurut Hendy, pendidikan merupakan hal penting bagi seorang pengusaha. Karena ilmu yang diperoleh dapat membantu seorang pengusaha dalam mengembangkan bisnisnya maupun memperluas relasi. “Dengan pendidikan yang tinggi, seorang entrepreneur dapat memperoleh informasi yang lebih banyak sehingga usaha yang dimiliki berpotensi untuk lebih berhasil,” sambung Hendy.

Tidak hanya itu, Hendy juga mengajak para mahasiswa yang hadir untuk berani mencoba memulai sebuah bisnis sejak di bangku kuliah, sama seperti dirinya. Menurutnya, dengan berani mencoba peluang bisnis baru bisa melatih mahasiswa agar memiliki mental pengusaha, yakni tidak gampang menyerah. Hendy percaya bahwa kesuksesan tidak datang dengan instan, namun harus melewati segala proses jatuh bangun, termasuk menderita kerugian.

“Dulu ketika saya kuliah, saya pernah membolos demi jualan kebab. Singkat cerita, hari itu saya justru menderita kerugian. Tapi ya nggak apa-apa. Semua memang butuh proses belajar,” pungkasnya. (Ap05/dza)

Berita Terkait