Peserta CommTECH memamerkan proyek inovasinya kepada salah seorang pengunjung

Kampus ITS Surabaya, ITS News – Sepekan berlalu, rangkaian kegiatan Community and Technological Camp (CommTECH) hampir usai. Melalui CommTECH Exhibition, 13 tim yang terdiri dari 65 partisipan dari sepuluh negara di Asia ditantang untuk memamerkan proyek inovasi mereka. Kegiatan yang dihelat di halaman depan Perpustakaan ITS, Selasa (28/11) ini berhasil menyedot perhatian para pengunjung perpustakaan.

Dalam pameran tersebut, setiap tim secara bergantian diberikan kesempatan untuk mempromosikan proyek inovasi mereka melalui pengeras suara. Meski demikian, pengunjung diberi kebebasan penuh untuk mengunjungi booth manapun.

Salah satu partisipan asal ITS, Romadhona Istighfirlian mengungkapkan antusiasnya dalam menjalani kegiatan ini. “Tantangan terbesar yang saya hadapi adalah keterbatasan komunikasi, sebab tidak semua anggota tim saya fasih berbahasa Inggris,” jelasnya.

Meski demikian, tantangan tersebut justru memotivasinya untuk bekerja cerdas. “Meski bahasa Inggris yang kami gunakan belum fasih, kami terus berusaha saling memahami satu sama lain. Akhirnya proyek inovasi ini berhasil kami selesaikan tepat pada waktunya,” ungkapnya yang akrab disapa Dhona ini.

Menurut Dhona proyek inovasi ini setara dengan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT). Pengerjaan dalam jangka waktu dua hari bersama tim yang belum sepenuhnya fasih berbahasa Inggris bagi Dhona adalah pengalaman yang sangat berkesan.

“Sebagaimana kata dosen saya, belajar tidak harus di dalam kelas. Dalam kegiatan ini saya belajar banyak hal, dan berteman dengan banyak orang dari berbagai negara. Salah satunya saya belajar untuk lebih berpikiran terbuka,” tuturnya.

Tak hanya Dhona, rekan setimnya pun merasakan hal yang sama. “Saya sangat senang mengikuti acara ini, dapat saling berkolaborasi dengan para peserta dari negara lain. Bahkan salah seorang teman saya berencana untuk mendaftar lagi tahun depan,” tutur peserta asal Universitas Svay Rieng Cambodia, Hok Cab Borin.

Sementara itu, menurut penanggung jawab pameran, Aaron Setiawan, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan CommTECH kepada mahasiswa ITS. “Proyek Inovasi ini adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh partisipan. Usai mempresentasikannya idenya dihadapan juri, kali ini kami mereka harus memamerkannya kepada para pengunjung perpustakaan,” terangnya.

Adapun proyek inovasi yang dipamerkan terbagi dalam dua kategori, yaitu Socio Engineeing dan Orange Technology. Socio Engineering menanamkan pada para peserta untuk berkarya dan berinovasi dengan teknologi tanpa melupakan dampak sosial. Sedangkan Orange Technology merupakan terobosan baru untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan di dunia, seperti inovasi yang memudahkan penyandang disabilitas. Dari 13 karya yang dipamerkan, beberapa karya yang cukup menyita perhatian pengunjung diantaranya adalah E-Helm, Smart Wheel Chair, dan Nano Technology.

Sebagai penyelenggara kegiatan, ITS International Office punya cara unik untuk menarik minat pengunjung. Ketika registrasi, para pengunjung diberikan kartu khusus. Kartu tersebut berfungsi untuk meminta tanda tangan dari partisipan CommTECH sebagai bukti kunjungan mereka. “Pengunjung yang berhasil memperoleh enam tanda tangan akan kami berikan Sego Jamoer gratis. Selain itu mereka juga berkesempatan untuk mendapat hadiah tambahan,” terang Aaron.

Strategi tersebut nampaknya cukup efektif, sebab selama tiga jam berlangsung, hampir tidak ada booth partisipan CommTECH yang sepi pengunjung. “Mahasiswa yang datang cukup ramai. Mereka juga antusias untuk bertanya ke setiap booth peserta,” tutur mahasiswa Departemen Teknik Informatika ini.

Dengan suksesnya kegiatan ini, Aaron berharap atmosfer internasionalisasi dapat dirasakan oleh para mahasiswa. “Harapannya, melalui pameran ini interaksi antara mahasiswa ITS dengan peserta CommTECH dapat lebih terasa,” pungkasnya. (qi/ap21/dza)