Kabar membahagiakan datang dari Departemen Teknik Material Metalurgi ITS, yang berhasil menyabet juara 1 dalam Casting Copetition, Sabtu (26/11). Kompetisi metal casting yang digelar oleh Politeknik Manufaktur Bandung (Polman) tersebut bekerjasama dengan Perhimpunan Mahasiswa Metalurgi Material Indonesa (PM3I).
Adalah Zaid Sulaiman, Galih Santoso Putradewa dan David Septian Sinaga, tim ITS yang menjuarai Casting Competition. Casting competition merupakan lomba pengecoran logam menggunakan cetakan yang terbuat dari pasir. Cetakan ini disebut parting gate. Yaitu dua buah cetakan yang ditumpuk atas dan bawah dengan pattern sebagai bentuk isi cetakannya. Cetakan bagian atas dinamakan cop, dan bawah bernama drag.
Pertama-tama, cetakan dibuat dari pasir greensand yang dibingkai kayu (fluks). Kemudian diisi dengan pola yang terbuat dari dari kayu dan pipa paralon kecil untuk menuang logam aluminium (sprue). Pasir tersebut dipadatkan dengan cara ditumbuk hingga rata. Kemudian pattern diambil, sehingga terbentuk lubang di dalam cetakan.
“Kalau drag sudah jadi dibuat lubang kecil di 2 sudut cetakan pasir. Kemudian ditaburi tepung,” jelas Zaid Sulaiman. Usai membuat drag, baru dibuat cop dengan metode yang sama. Kemudian kedua cetakan dibuka untuk diambil patternnya. Lalu cetakan cop dan drag dipasang, kemudian diisi aluminium cair melalui pipa kecil yang telah dipasang sebelumnya.
“Jadi, di video tutorialnya ada proses melubangi kecil tanah yang sudah dipadatkan di dua sudutnya supaya cetakan tidak mudah bergeser,” ujar mahasiswa angkatan 2015 tersebut. Tapi sepertinya, kompetitor lain tidak melakukan hal tersebut, sehingga cetakan mereka bergeser. Hal senada juga dikatakan panitia usai proses membuat cetakan.
Teknik membuat lubang kecil pada pasir padat di dua sudutnya tersebut tidak dijelaskan di materi kuliah, tetapi ada di video tutorial dari Polman sendiri. “Dan sepertinya hanya tim kami yang melaksanakannya. Menurutku ini sepele, tapi ternyata sangat mempengaruhi hasil cetakannya,” ungkap Zaid.
Desain tersebut berpengaruh terhadap efisiensi, yang merupakan salah satu penilaian lomba. Bahan penilaian tersebut antara lain kebersihan cetakan, kerapihan, performa casting, hasil produk dan analisa, dan casting yield.
Zaid dan timnya tak menyangka akan menang. “Sejujurnya aku pesimis. Karena waktu pengumuman dari juara 3 ITB, juara 2 UI, juara 1 aku kira ITB juga. Karena mereka mengirim 2 tim. Eh, ternyata juara 1 ITS,” ungkap pria asal Banten tersebut.
Selain berharap mendapat kesempatan mengikuti lomba desain lagi, Zaid juga berharap agar departemennya suatu saat dapat belajar terkait pengecoran di Polman. “Karena mereka pengecoran ada jurusan sendiri dan usianya udah 30 tahun,” pungkasnya. Kompetisi casting ini diikuti oleh seluruh anggota himpunan PM3I yang menaungi tujuh anggota. Yaitu ITS, UI, MTM ITB, IMMG ITB, UNTIRTA, UNJANI, dan ITSB. (mbi/ven)
Kampus ITS, ITS News — Rangkaian penutupan kegiatan Manajemen Bisnis Festival (MANIFEST) disuguhkan dengan penuh makna. Melalui talkshow, acara
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan