Kampus ITS Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pertahankan juara umum Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia(KBGI) setelah kontingen dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil berhasil membawa pulang piala di kompetisi bergengsi tersebut. Namun, ada cerita menarik dibalik lomba yang berlangsung di Politeknik Negeri Malang, sejak Kamis (9/11) ini.

Hasil selalu mengikuti proses dan untuk hasil yang terbaik dibutuhkan pula pengorbanan yang besar. Ungkapan inilah yang tepat untuk menggambarkan perjuangan tim KBGI ITS dalam mempertahankan gelar juara umum KBGI.

Kontingen yang beranggotakan Kohar Yudoprasetyo, Muharrom Gani Irwanda dan M. Wildan Aziz ini mengaku butuh waktu lama untuk membentuk kekompakkan tim,

“Yang dibutuhkan itu kekompakan, percuma jika punya kemampuan tapi tidak bisa bekerja sama”, ungkap Gani salah satu anggota tim.

Mengangkat konsep bangunan tahan gempa berkekuatan seismik dan berbudaya nusantara, persiapan KBGI  kali ini dilakukan selama 4 bulan, dimulai sejak bulan Juni.

Tidur hanya tiga jam setiap hari hingga kesibukan kuliah dari pagi sampai sore merupakan hal wajar yang mereka rasakan lima minggu belakangan. Selain itu, perbedaan pembebanan dengan tahun kemarin membuat tim kesulitan memprediksi berapa besar beban yang di dapat.

“Kita merubah hampir 50 persen propsal sebelum satu minggu pengumpulan, mulai dari  bentuk atap hingga perhitungan pembebanan” ungkap Kohar selaku ketua tim.

Di Malang sendiri, Gani mengaku banyak tantangan yang dihadapi, kehilangan dompet dan jas almamater, pabrikasi yang memakan waktu 8,5 jam, kehabisan baut 4,5 sentimeter saat persiapan perakitan hingga terlambat melakukan presentasi.

Meski begitu, Gani menambahkan apapun yang terjadi selalu utamakan kejujuran, berdoalah disetiap langkah, bersedekah untuk membantu orang lain dan tetap rendah hati dengan apa yang kita raih. (AP15/van)