ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
02 Desember 2017, 06:12

Big Data, Teknologi Revolusi Bisnis

Oleh : gol | | Source : -

Penyerahan souvenir dari perwakilan panitia (kanan) kepada Mochamad Hariadi MSc PhD (kiri)

Kampus ITS, ITS Online – Manajemen Bisnis ITS, ITS News –  Departemen Manajemen Bisnis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kupas tuntas penggunaan Big Data dalam revolusi bisnis. Dalam kuliah tamu bertajuk Take Your Career Path to The Next Level with Big Data, Sabtu (2/12),  Mochamad Hariadi MSc PhD, didapuk menjadi pembicara untuk mengenalkan Big Data dalam dunia bisnis.

Di era internet of things ini, proses unggah dan unduh di internet bisa dilakukan hampir setiap detik dan menghasilkan data yang sangat banyak jumlahnya. Data-data yang sangat banyak, bertambah dengan cepat, dan kompleks ini lah yang disebut sebagai Big Data.

Big Data memiliki 3 komponen utama, yaitu things with networked sensors, data stores, dan analytic engines. “Semua data yang ada di internet disimpan di data stores, analytic engines ini adalah otaknya, lalu data yang sudah diproses analytic engines itu tadi akan dikembalikan lagi ke data stores dan ke Cyber Physical System (CPS),” terang Dosen Teknik Komputer itu.

“Big data bukan tentang seberapa besar volume data itu, tapi tentang data-data yang tidak terbatas,” tambahnya. Lalu, Dosen kelahiran Surabaya itu melanjutkan dengan memaparkan deskripsi Big Data menurut International Business Machines Corporation (IBM) dan Hadoop.

The Four V’s of Big Data adalah versi dari perusahaan ternama IBM (International Business Machines). 4V adalah volume, velocity (kecepatan data), variety (keanekaragaman data), dan veracity (ketepatan data). Sedangkan menurut Hadoop, Big Data dideskripsikan dengan 5 V’s of Big Data yang mencakup volume, velocity, variety, veracity, dan value. Value di sini adalah nilai dari data itu sendiri.

Associate Professor itu berkata bahwa dengan menggunakan Big Data Analytic, perusahaan dapat membuat data menjadi suatu produk bisnis. Big Data mampu memberi pengetahuan akan data, bukan hanya melihat data saja.

Ia menambahkan bahwa terdapat Big Data Business Models yang dipakai dalam bisnis yaitu akses, komoditas, crossuse, dan kombinasi. Kemudian, untuk mengukur Big Data Business Models tersebut (tingkatan suatu perusahaan atau organisasi dalam menyatukan Big Data dan mengembangkan analitik pada bisnisnya), terdapat Big Data Business Models Maturation Index yang meliputi business monitoring, business insight, business optimizing, data monetization, dan business metamorphosis.

Dosen yang mendapat gelar PhD di Tohoku, Jepang, itu menjelaskan bahwa dalam dilemma inovasi, ada 2 macam inovasi yaitu sustainable innovation dan disruptive innovation. “Saat ini yang sering digunakan dalam bisnis itu sustainable innovation, sedangkan penggunaan Big Data ini termasuk disruptive innovation,” tuturnya.

Di akhir kuliahnya, Hariadi memberi contoh bisnis yang memanfaatkan Big Data. Adalah Starbucks, Gojek, dan Netflix yang disebutkan olehnya. Promo-promo dalam bisnis seperti review sukarela dari konsumen sebagai upaya promosi dan meningkatkan pamornya, memberi diskon harga menyesuaikan dengan cuaca, dan rekomendasi produk sesuai selera konsumen, melibatkan Big Data dalam bisnis tersebut.

Dengan adanya andil dari Big Data, perusahaan dapat menciptakan bisnis yang sangat menjanjikan tanpa perlu banyak survei dan kegiatan mendapatkan informasi lain karena Big Data mampu memberi wawasan atas data-data tersebut. “Negara kita termasuk yang tidak aware dengan data, maka kita harus mulai sekarang menjadi aware akan hal itu,” katanya. (AP11/ven)

Berita Terkait