ITS News

Rabu, 13 November 2024
29 Desember 2017, 09:12

Ini Persiapan Delegasi ITS Debat Ke Meksiko

Oleh : gol | | Source : -

Abdan (kiri) dan Itqon (tengah) saat berpamitan ke Rektor ITS Prof Joni Hermana

Kampus ITS, ITS News- Delegasi Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) akan terbang ke Kota Mexico City, Selasa (26/12) untuk ikuti ajang World University Debate Championship (WUDC) 2018. Namun sebelum itu, mereka diwajibkan menyelesaikan National Training Camp demi meraih hasil maksimal. Kepada ITS Online, Abdan Syakura, salah satu delegasi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyempatkan berbagi cerita mengenai persiapan mereka.

Abdan yang merupakan salah satu dari empat tim delegasi tersebut merupakan pemenang National University Debate Championship yang digelar di Semarang, (12/9) lalu. “Diambil empat besar, yaitu tim first break tahap penyisihan, serta juara pertama, kedua, dan ketiga. Namun, karena tim first break juga berhasil melaju ke babak final, maka satu tempat lagi diserahkan kepada juara empat,” terangnya.

Pada ajang debat tingkat nasional tersebut, mahasiswa Teknik Industri angkatan 2015 ini mengungkapkan ITS berhasil menyabet juara dua setelah delegasi asal Universitas Indonesia (UI). Disusul delegasi Universitas Negeri Malang  (UM) dan Universitas Gajah Mada (UGM) di posisi ketiga dan keempat.

Akan tetapi, perjuangan Abdan ternyata tak berhenti sampai disitu. Empat tim delegasi tersebut diharuskan mengikuti serangkaian pembekalan dalam National Training Camp. “Kami dilatih untuk menguasai isu-isu dunia. Juga memprediksi skenario yang mungkin akan terjadi,” ungkap Abdan.

Selain itu para delegasi juga dibekali dengan peningkatan structure dan spontanitas berbicara. “Sering juga diadakan sparing atau adu antar delegasi. Untuk training tahap akhir ini (25/12) mungkin lebih fokus ke evaluasi performa,” tukas Abdan.

Mahasiswa yang mengawali kiprah debatnya dalam tim ITS Foreign Language Society ini mengaku bersyukur bisa punya kesempatan mewakili Indonesia di ajang internasional. “Mengingat grammar saya yang sangat jelek dulunya. Karena tidak ingin terus terbatasi, akhirnya saya belajar debat berbahasa Inggris ini sekaligus untuk belajar grammar,” kenang Abdan sembari tertawa

Disinggung mengenai perasaannya jelang kompetisi, Abdan mengaku siap walaupun cukup tertekan. “Karena mewakili indonesia dan dibiayai penuh oleh negara, tentunya saya harus bisa totalitas, apalagi ini akan menjadi kompetisi debat terakhir saya. Tapi kalau mikirin tekanan, sebenarnya tidak ada gunanya. Jadi saya putuskan untuk tetap lakukan maksimal seperti biasanya,” pungkas pemilik skor TOEFL 490 ini. (saa/gol)

Berita Terkait