ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
07 Januari 2018, 10:01

Atasi Masalah Beton, Limbah Karbit Jadi Bahan Semen

Oleh : gol | | Source : -

 

CT WARINGIN Menangkan Kompetisi ICC di UNDIP

Kampus ITS Surabaya,ITS News- Setelah sukses dengan sederet prestasi di KBGI dan KJI Indonesia, Departemen Teknik Infrastruktur Sipil lagi menambah tuaian prestasi dalam dunia teknik sipil. Kali ini tiga  mahasiswa berhasil menjadi juara satu pada Innovation Concrete Competition (ICC) yang diadakan Universitas Diponegoro pada November lalu.

Tim yang bernama CT WARINGIN ini terdiri dari Imam Nakhrowi, Arrahmatur Rizky dan Dio Agung Saputra beserta dosen pembimbing R. Buyung Anugraha ST MT. Uniknya selain menyabet juara pertama, tim ini juga meraih kategori best presentation.

Bertemakan Inovasi Beton Mutu Tinggi sebagai Penunjang Konsep Green Building di Indonesia, tim ini mengembangkan konsep “Inovasi Pemanfaatan Limbah Las Karbit sebagai Subtituen Semen dengan Kombinasi Pemanfaatan Material Lokal (Kabupaten Tuban) sebagai Penyusun Beton Mutu Tinggi Ramah Lingkungan dalam Mewujudkan Konsep Pembangunan Vertikal”.

Dio anggota tim mengaku, konsep tersebut didapatkan dengan menganalisa permasalahan pembuataan beton yang ada di Indonesia. “Permasalahan pebuatan beton ialah hasil produksi semen menghasilkan limbah CO2 yang turut meningkatkan suhu global dan merusak alam”, ungkapnya.

Dio menjelaskan, selain itu bahan utama dari semen ialah kapur, jika semen semakin banyak digunakan seiring dengan pertumbuhan pembangunan infrastruktur maka penambangan kapur  dapat merusak lingkungan.

Tak hanya itu, bukti konkret lainnya ialah  salah satu perusahaan bidang  gas di daerah Gresik menghasilkan limbah karbit yang sangat banyak  dan di tempat pengelasan banyak dijumpai limbah las karbit tersebut. Namun sampai saat ini limbah karbit itu belum dapat dioptimalkan penggunaannya.

“Atas dua permasalahan tersebut, kami membuat inovasi untuk menjadikan limbah karbit yang sudah kami treatment agar dapat menjadi bahan subtituen semen”, jelas Dio.

Disisi lain, untuk pengganti pasir yang lebih ramah lingkungan, tim ini mengombinasikan material lokal pasir silica dari Tuban sebagai pengganti agregat halus (pasir) itu sendiri.

Penelitian ini mendapat acungan jempol dari para juri dan juri banyak  meminta untuk melanjutkan penelitian ini. Berkat kerja keras selama dua  bulan, hasil yang didapatkan benar-benar memuaskan anggota tim. (hen/jel)

Berita Terkait