Surabaya, ITS News- Tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sukses menjuarai Pekan Raya Biologi 2018 di Universitas Riau, Senin (26/1) lalu. Meski berasal dari bidang ilmu eksakta, namun mereka mampu menggondol juara satu dalam tema lomba pendidikan karakter anak.
Tim yang berasal dari Departemen Kimia dan Fisika Fakultas Ilmu Alam (FIA) ITS ini terdiri dari Ajeng Febri Nur Palupi, Lailatul Jannah, dan Irma Septi Ardiani.
Ide mengikuti lomba tersebut berawal dari keinginan tim untuk mengajar di kampung binaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIA, tepatnya di Keputih Tinja, Surabaya.
Tim ini mengamati kondisi proses pengajaran di daerah tersebut. Dari penggamatan tersebut, tim mengamati bahwa proses pengajaran ternyata membosankan.
Hal ini dibuktikan dengan anak-anak yang berlarian kesana kemari tanpa mempedulikan materi. Setelah diselidiki, hal ini terjadi karena pengajaran hanya menitikberatkan pada proses menggambar dan bermain.
“Oleh karena itu, kami berinisiatif membuat suatu pengajaran kreatif dan pendidikan moral untuk anak usia 4-6 tahun dengan metode story-video education,” tutur Ajeng, salah satu anggota dari tim.
Ajeng menjelaskan, Story Video Education adalah metode pengajaran yang menggunakan video sebagai bahan visualisasi. Secara teknis, masing-masing anak diberi dua emosikon yaitu emosikon senang dan sedih.
Emosikan tersebut wajib diangkat sebagai parameter kepahaman anak-anak dari apa yang disampaikan oleh pengajar.
Caranya, pengajar memberikan sebuah pertanyaan moral dengan jawaban singkat ya atau tidak. Seperti, apakah durhaka kepada orang tua itu baik?, maka anak-anak bisa menjawab dengan mengangkat salah satu emosikon ya atau tidak.
“Emosikon senang menandakan jawaban iya dan emosikon salah menandakan jawaban tidak,” terang Ajeng lagi.
Terdapat lima pertanyaan tentang moral. Jawaban anak-anak dari lima pertanyaan tersebut akan direkap dan dibandingkan dengan hasil akhir.
Sebelum menuju tes akhir, tim memberikan sebuah pengajaran melalui video animasi yang mengisahkan tentang Nabi Nuh dan Jenderal Sudirman.
Selain itu, juga diberikan penjelasan mengenai perilaku kedua tokoh seperti durhaka, tekun, keras kepala, angkuh pada kisah Nabi Nuh. Serta pelajaran tentang jiwa nasionalisme, berani, pantang menyerah, dan rela berkorban pada kisah Jenderal Sudirman.
Menurut tim, hasil tes akhir menunjukkan bahwa anak-anak sudah mengerti dan memahami macam-macam perilaku baik dan buruk. “Untuk kelanjutannya, kita akan bekerja sama dengan RT (Rukun Tetangga, red) untuk mengingatkan kepada orang tua agar lebih menjaga dan mengontrol moral anak-anaknya,” ujar Lailatul Jannah, anggota tim lainnya.
Mahasiswi yang biasa disapa Ila ini menambahkan, tim menggunakan konsep pengajaran fun and learning. Yakni dengan menitikberatkan pemikiran, perasaan, dan perilaku.
Berbeda dengan tim lawan lainnya, tim ITS ini telah melakukan simulasi sebenarnya melalui konsep pengajaran yang telah dibuat kepada dewan juri saat penyajian atau presentasi hasil karya. (rio/gol)
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)