Teknik Industri,ITS News-Berdasarkan Logistic Performance Index (LPI) Bank Dunia, sistem logistik di Indonesia masih berada di peringkat 63 dari 160 negara. Padahal kondisi geografis Indonesia menuntut sistem logistik yang baik untuk memeratakan distribusi barang ke seluruh negeri. Menyikapi hal tersebut, Departemen Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengundang pakar dari Jerman, Prof Dr Cristopher W Stoller, untuk berbagi ilmu mengenai kesuksesan logistik di Jerman, Selasa (6/2).
Berlangsung di Auditorium Sinar Mas Departemen Teknik Industri ITS, dosen Baden-Wuerttemberg Cooperative State University, Jerman ini mengungkapkan logistik dapat bekerja dengan baik apabila terdapat manajemen tata kelola yang memadai. “Dalam hal ini pemerintah dan perusahaan menjadi kunci keberhasilan,” ungkapnya.
Menurut Cristopher, salah satu indikator infrastruktur yang baik adalah kapasitas panjang dan lebar jalan tol yang memadai. Ia mencontohkan di negara asalnya, Jerman, yang dinobatkan sebagai negara dengan performa logistik terbaik di dunia. “Jerman memiliki panjang jalan tol hingga 5000 kilometer. Hal ini adalah faktor penting yang menjadikan performa logistik Jerman menjadi yang terbaik di dunia,” jelasnya.
Selain jalan tol, lanjutnya, Jerman juga memiliki tata kelola infrastruktur dan manajemen distribusi yang sudah rapi. Dalam distribusi barang, Jerman memiliki beberapa cara untuk mendistribusikan barang dengan cepat. “Di antaranya adalah penggunaan kapsul logistik lewat jalur pipa,” ujarnya.
Dalam jalur transportasi pipa logistik, kata Cristopher, barang ditempatkan dalam kapsul. Kemudian kapsul akan diluncurkan menggunakan tekanan udara yang sangat kuat. “Dengan cara ini, waktu distribusi menjadi lebih singkat,” terangnya lagi.
Ia tak memungkiri teknologi memiliki andil yang sangat besar dalam performa logistik suatu negara. “Untuk itu peran ilmuwan dan perguruan tinggi tidak boleh diremehkan karena mereka adalah pencetak teknologi masa depan,” tegasnya mengingatkan.
Misalnya, di universitas asalnya terdapat banyak sekali profesor dengan keahlian ilmu logistik. Baden-Württemberg juga memiliki laboratorium logistik yang khusus untuk memecahkan berbagai masalah nyata yang terjadi dalam negara tersebut.
Oleh karena itu, Cristoper mengingatkan lagi, penting bagi perguruan tinggi agar bersinergi bersama berbagai pihak untuk mengembangkan keilmuannya. “Karena perguruan tinggi memiliki tugas penting untuk mencetak engineer yang mampu memperbaiki sistem logistik sesuai dengan kebutuhan di Indonesia,” pungkasnya. (qin/gol)
Kampus ITS, ITS News — Babak baru kepemimpinan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) resmi dimulai. Rektor ITS Prof Ir
Kampus ITS, Opini — Tamu baru telah hadir mengetuk setiap pintu rumah, ialah 2025. Seluruh dunia menyambutnya dengan penuh
Kampus ITS, Opini — Pemerintah berencana menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sebelas persen menjadi 12 persen mulai
Kampus ITS, ITS News — Metode pengusiran hama konvensional menggunakan kaleng tidak lagi relevan dan optimal. Merespons permasalahan tersebut,