ITS News

Minggu, 01 September 2024
23 Februari 2018, 07:02

GLC Tanamkan Jiwa Kepemimpinan Kepada Peserta

Oleh : gol | | Source : -

Peserta Global Leadership Camp sedang melaksanakan acara pembekalan sebelum menjalani program

Kampus ITS, ITS News- Memasuki hari kedua Global Leadership Camp (GLC) 2018, Direktorat Hubungan Internasional Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyuguhkan tiga materi dasar kepemimpinan. Bertempat di Ruang Sidang Depan Rektorat, sebanyak empat puluh peserta GLC dengan antusias menyimak berbagai kiat menjadi pemimpin sukses dalam berbagai tipe, Rabu (21/2).

Urgensitas Kemampuan Kepemimpinan, Tipe-tipe Pemimpin, serta Kiat Menjadi Pemimpin Sukses merupakan beberapa materi yang dibawakan Dr Maria Anityasari ST ME, Direktur Hubungan Internasional ITS dalam Kamp Jepang-Indonesia ini.

“Kami ingin membuka wawasan para peserta bahwa memiliki jiwa kepemimpinan merupakan hal yang wajib di era milenial ini. Penelitian dari Harvard University bahkan menunjukkan tujuh puluh persen kedinamisan suatu sistem bergantung pada sistem kepemimpinan yang diterapkan,” jelas Maria dalam materinya.

Menurutnya, pemimpin ada beberapa macam. “Untuk menjadi pemimpin yang sukses, perlu dipahami karakteristik dari macam-macam tipe seorang pemimpin. Ada otokratik, demokratik, serta bureukratik. Tak ada yang lebih baik atau buruk diantara ketiganya. Hanya perlu belajar memilah mana yang baik dan buruk dari setiap tipe,” lanjutnya.

Setelah mengantongi pembekalan dari sesi materi hingga Jumat (22/2), para peserta akan diajak untuk berdiskusi dengan tokoh-tokoh pemimpin yang inspiratif, diantaranya Nario Yamaguchi dari Ajinomoto Co.Inc, HE Masaki Tani dari Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, serta Imran Ibnu Fajar dari Yayasan Gerakan Melukis Harapan.

Hendyansah Dwi Nanda, Ketua Pelaksana GLC 2018 mengungkapkan sebelum mencapai tahap pengelolaan diri, kamp yang dihadiri oleh peserta dari Kumamoto University dan ITS ini juga menekankan kemauan untuk memimpin itu sendiri.

Selain melalui pemberian materi dan diskusi kelompok, penanaman jiwa kepemimpinan para peserta GLC juga diasah melalui studi kasus. Dalam kelompok kecil beranggotakan empat orang, para peserta dituntut untuk menyelesaikan sebuah proyek sosial.

Mahasiswa yang akrab disapa Hendy ini menuturkan proyek sosial tersebut akan dilaksanakan di sepuluh Broadband Learning Center (BLC) yang dikelola Dinas Komunikasi dan Informasi (Dinkominfo) Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya .

BLC sendiri merupakan salah satu fasilitas pemkot Surabaya yang kurang tersosialisasikan kepada masyarakat. BLC berfungsi sebagaii tempat pelatihan komputer bagi masyarakat Surabaya demi mewujudkan kampanye melek internet. “Sayangnya kurang termanfaatkan secara maksimal. Sehingga tugas peserta GLC untuk memaksimalkan fasilitas BLC dalam program ini,” pungkasnya. (saa/gol)

Berita Terkait