ITS News

Minggu, 01 September 2024
26 Februari 2018, 17:02

Gamal Albinsaid Dorong Mahasiswa ITS Untuk Berempati

Oleh : gol | | Source : -

dr Gamal Albinsaid dalam Talkshow MAGE 2018

Fakultas Teknologi Elektro, ITS News- Rangkaian acara Multimedia and Game Event (MAGE) 2018 masih terus berlanjut di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Kali ini, MAGE 2018 menggelar seminar bertajuk Pengaruh Dunia Digital Bagi Kalangan Muda dan Sosial Masyarakat dengan pembicara dr Gamal Albinsaid, Sabtu (24/02). Melalui seminar ini, Gamal mengajak mahasiswa untuk berinovasi dan berempati.

Dokter yang juga merupakan wirausahawan dan inovator bidang kesehatan tersebut membagikan kisahnya dalam mengembangkan berbagai terobosan baru di dunia digital. Menurutnya, mahasiswa sudah sepantasnya memulai sebuah gebrakan nyata untuk terjun langsung membantu masyarakat.

Pria kelahiran Malang, 8 September 1989 tersebut menuturkan jika kemajuan teknologi seharusnya menjadi support system dalam mengembangkan berbagai ide setiap orang untuk saling tolong menolong. “Tapi kemajuan teknologi akan sia-sia jika manusia tidak berempati,” ujar dokter yang pernah meraih penghargaan The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur dari Pangeran Charles dari Britania Raya ini.

Dalam paparannya, pria yang akrab disapa Gamal inimenjelaskan jika dengan memiliki rasa empati yang kuat, mahasiswa akan mampu melihat peluang baru meskipun dari hal sederhana. “Contohnya adalah ketika saya membuka sistem klinik asuransi sampah di Malang,” ungkapnya. “Dengan membayar menggunakan sampah yang dapat didaur ulang, masyarakat kurang mampu dapat menikmati berbagai fasilitas kesehatan seperti pemeriksaan dokter, cek gula darah, bahkan sampai obat,” terangnya. Upaya yang dilakukannya tersebut tak lepas dari dua masalah di sekitarnya, yaitu sampah dan kesehatan masyarakat.

Tidak berhenti sampai disitu, Gamal juga membagikan kisahnya mendirikan bisnis start-up tentang pelayanan kesehatan, yaitu Indonesia Medika dan Homedika. Diakuinya, kedua bisnis tersebut juga lahir dari empatinya ketika melihat permasalahan kesehatan di Indonesia.

Lulusan Universitas Brawijaya (UB) itu juga menambahkan jika mahasiswa atau generasi muda memiliki kekuatan untuk memperbaiki Indonesia. Contohnya lewat penggalangan dana di dunia digital. Pesatnya perkembangan teknologi ini juga membuktikan jika ada banyak orang yang peduli dengan nasib orang lain.“Bayangkan jika semua orang memiliki empati tinggi, pasti banyak masalah di Indonesia yang dapat diselesaikan lebih cepat”, sambungnya.

Di akhir talkshow tersebut, Gamal juga berpesan kepada mahasiswa untuk berani memulai inovasi apapun asalkan bermanfaat bagi orang lain. “Soal keuntungan itu urusan nanti, yang penting tujuan utamanya adalah untuk menolong orang lain,” tandasnya. (wim/gol)

Berita Terkait