ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
27 Maret 2018, 06:03

Talkshow Dvillage Angkat Optimisme Pemuda

Oleh : itsmis | | Source : -

Brand Manager AXE Unilever Indonesia, Raditya Beer dan Pendiri Good News from Indonesia, Akhyari Hananto, dihadirkan untuk memberikan semangat mahasiwa ITS.

Kampus ITS Manyar, ITS News – Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan pada tahun 2020-2031 Indonesia akan menerima bonus demografi usia penduduk produktif mencapai 70 persen. Untuk memaksimalkan potensi tersebut, pemuda dituntut mampu mengetahui peran apa yang harus mereka ambil. Didasari oleh hal itu Dvillage Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menggelar talkshow bertajuk Youth Optimism of Indonesia. Berlangsung pada Minggu (25/3).

Dimoderatori oleh Muhammad Hafiizh Imaaduddiin ST MT, kegiatan talkshow yang diadakan malam itu bertujuan untuk memberikan pemahaman pada generasi muda, tentang peran yang akan mereka ambil dalam membangun bangsa menjadi lebih baik. Bertempat di Townsquare Surabaya, talkshow yang berlangsung pada sabtu malam itu diharapkan mampu memberikan motivasi bagi para pemuda untuk memksimalkan potensi yang mereka miliki.

Brand Manager AXE Unilever Indonesia, Raditya Beer mengungkapkan perubahan dunia yang semakin  cepat ikut mengarahkan manusia menjadi konseumen yang selektif. Hal itu terbukti dengan berdirinya berbagai industri kreatif  di bidang makanan, pakaian dan produk kriya. “Pemuda harus mampu menunjukkan perannya dalam menghadapi perubahan tersebut,” ujarnya memulai talkshow.

Radit menambahkan di era global ini pemuda Indonesia harus memiliki pemikiran kreatif di bidang industri atau bisnis. Pasalnya pertumbuhan industri yang menggeliat dan munculnya berbagai persaingan menuntut pemuda untuk berpikir kritis terhadap permasalahan tersebut.”Kreatif dan kritis menjadi sangat penting dalam menyambut perubahan dunia dan gaya hidup manusia,” tambahnya.

Ketika ditanya bagaimana mempersiapkan daya saing pemuda dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Radit menerangkan sudah seharusnya pemuda melihat persaingan ekonomi dengan perspektif berbeda. Mereka harus memiliki pemikiran yang jauh kedepan guna mengembangkan dirinya. Selain itu generasi muda Indonesia harus memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik, agar tidak terjebak oleh permasalah yang rumit. “Para pemuda harus mampu memberikan complex problem solving,” jelasnya.

Pendiri Good News from Indonesia selaku pembicara kedua, Akhyari Hananto menjelaskan indeks daya saing Indonesia menempati posisi ke-36 sesuai data dari World Economic Record.Untuk itu, Indonesia harus memiliki sumber daya yang memadai untuk menunjang majunya bangsa ini. Memasuki bonus demografinya, di tahun 2030 Indonesia termasuk dalam lima negara dengan ekonomi terbaik setelah Cina, Amerika Serikat, India dan Jepang.

“Hal ini menjadi good news dari peningkatan bonus demografi bagi bangsa Indonesia,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa berita baik itu tidak akan menjadi nyata atau malah menjadi masalah jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Maka dari itu, Indonesia harus meningkatkan daya saing para pemudanya. “Generasi yang ada harus diberi kesempatan, mereka harus dibangun dalam kekuatan daya saing,” tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Mirda Aimy dari Manajemen Bisnis menanyakan bagaimanakah seharusnya sikap pemuda Indonesia mengingat saat ini, sangat sedikit timbal balik dari pihak pemerintah dalam menyikapi karya anak bangsa, yang menjadikan mereka keluar dan mencari penghidupan di luar negaranya.

Akhyari memaparkan kini pemuda Indonesia harus mau berempati pada keadaan bangsa. Fakta banyaknya pemuda yang hengkang ke luar negeri karena karyanya kurang diapresiasi memang menjadi hal lumrah di negeri ini. Namun jika terus dibiarkan, orang luarlah yang akan masuk dan menguasai bangsa selama pemudanya memiih mengabdi pada negara luar.

“Saat ini negera luar tengah bersiap untuk masuk Indonesia, bila pemudanya banyak yang keluar, negara ini akan dikuasai pihak asing,” tegas Akhyari.

Ditemui usai acara, dosen sekaligus moderator talkshow pada malam itu, Muhammad hafiizh Imaaduddiin ST MT berharap dengan adanya kegiatan ini, pemuda yang hadir dapat menemukan minat di bidang yang mereka sukai, sekaligus mau dan mampu menjadi motor penggerak bagi perubahan Indonesia.

“Di tahun 2031   bonus demografi kita 68,1 persen dari 180 juta pnduduk, jika para pemuda Indonesia berhasil menghasilkan hal yang berguna, bisa dipastikan Indonesia juga menjadi negara yang besar,” pungkasnya. (hen/ Humas ITS)

Berita Terkait