ITS News

Senin, 02 Desember 2024
07 April 2018, 15:04

Coast Panic, Pelapor Kondisi Darurat Kapal di Laut

Oleh : itsmis | | Source : -

Luthfi Nur Aida (kiri), Maria Ulfa (tengah) dan Yohandi Bima S (kanan) saat menerima penghargaan.

Kampus ITS, ITS News- Tak hentinya mengukir prestasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember(ITS) kembali menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN). Tim yang berasal dari Depertemen Teknik Komputer berhasil meraih juara satu dengan penelitian berjudul Coast Panic : Sistem Pemantauan Kondisi Darurat pada Alur Pelayaran Barat dan Timur Surabaya Menggunakan Teknologi LoRaWAN pada acara PESIAR 2018 oleh Universitas Hasanuddin, Makassar. Minggu (25/3)

Ialah Maria Ulfa, Yohandi Bima Saputra, dan Luthfi Nur Aida, mahasiswa yang mencoba untuk membuat sebuah penemuan baru guna berfungsi mengontrol penghantaran informasi darurat. Penghantaran informasi ini disalurkan dari awak kapal di tengah laut kepada pihak polisi air dengan alat yang bernama Coast Panic.

Coast Panic terdiri dari hardware dan software. Hardware diletakkan di masing-masing kapal untuk melaporkan kondisi kapal sedangkan software ada pada ponsel cerdas berupa aplikasi yang digunakan oleh pihak kepolisian. “Dalam hardware, terdapat tombol untuk ditekan saat kondisi darurat, modul GPS untuk mengetahui posisi koordinat kapal, mikrokontroller dan LoRa.” jelas Maria, ketua tim.

LoRa (Long Range) adalah perangkat yang berfungsi mengirim data tanpa menggunakan internet. “LoRa dipilih karena penggunaannya cocok pengaplikasiannya di laut lepas,” tutur Maria.

Berdasarkan datasheet jarak jangkau dari LoRa hanya mencapai 10 kilometer oleh karena itu pengiriman datanya didukung dengan menggunakan topologi jaringan mesh dimana data akan dikirimkan ke kapal-kapal terdekat.
Setelah data diterima oleh kapal-kapal terdekat tersebut, kemudian datanya segera dibroadcast menuju gateway dan selanjutnya dikirim ke database pusat pada aplikasi.

Pada aplikasi android, polisi dapat menerima notifikasi berupa kondisi darurat kapal berupa data-data yang mendukung seperti koordinat posisi, jarak polisi terhadap Tempat Kejadian Perkara (TKP), estimasi waktu menuju TKP, jenis bahaya dan identitas kapal lainnya. Selain itu polisi juga dapat memantau semua kapal yang melewati jalur perairan barat dan timur Surabaya.

Sedangkan untuk menguji kinerja LoRa, LoRa harus ditempatkan pada tempat yang line of sight (tak terhalang apapun). Dengan menempatkan dua penguji yakni di Bangkalan dan penguji satunya ke arah menuju Surabaya. Penguji yang ditempatkan di Bangkalan bertindak sebagai polisi air dan penguji yang ditempatkan ke arah menuju Surabaya bertindak sebagai kapal. Pengujian ini ditandai dengan seberapa jauh LoRa dapat menangkap sinyal dari data yang diterima dari salah satu tempat.

Menurut Maria dan tim, hal terberat yang dihadapi ketika pengerjaan penelitian ini ialah ketika tim harus rela bolak-balik Surabaya-Madura untuk bisa mengecek kinerja dari LoRa itu sendiri. “Karena di jembatan Suramadu tidak bisa berhenti untuk parkir, ya jadi kami harus bolak balik untuk meninjau LoRa ini,” jelas wanita yang berasal dari Aceh tersebut. (li/jel)

Berita Terkait