ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
17 April 2018, 13:04

Kembangkan Satelit AIS, ITS Gaet LAPAN

Oleh : itsmis | | Source : -

Foto bersama seusai penandatangan Mou oleh Dr Eng Kriyo Sambodho ST MEng (kiri), Direktur Inovasi, Kerja sama, dan Kealumnian ITS dan Prof Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN.

Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggaet Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk mengembangkan pemanfaatan data satelit. Melalui kerja sama ini, ITS dan LAPAN melakukan pengembangan satelit untuk pemantauan lingkungan dan kemaritiman, terutama dalam pengembangan AIS.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini dilakukan di Kantor LAPAN di Bogor, Selasa (3/4) lalu. Pihak ITS diwakili oleh Direktur Inovasi, Kerja sama, dan Kealumnian, Dr Eng Kriyo Sambodho ST MEng atau yang akrab disapa Dodot, sementara pihak LAPAN diwakili oleh Prof Thomas Djamaluddin selaku Kepala LAPAN dan Dr Rika Andiarti selaku Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN.

Dodot menjelaskan bahwa adanya kerjasama ini sangat menguntungkan bagi Pusat Unggulan IPTEK Keselamatan Kapal (PUI KEKAL) ITS. Pasalnya mereka dapat dengan mudah memanfaatkan data Automatic Identification System (AIS) milik LAPAN untuk mendeteksi keberadaan kapal besar terhadap pipa laut.

Dodot menjelaskan, pada dasarnya setiap kapal besar yang memiliki ukuran lebih dari 300 gross tonnage wajib dilengkapi oleh data AIS. Hal ini untuk mempermudah pemilik kapal dalam memantau lokasi kapalnya.

Namun, kekurangan yang ada pada data AIS ini belum dilengkapi dengan data lokasi pipa laut. Padahal data tersebut amat penting. Hal ini dikarenakan apabila keberadaan kapal dekat dengan pipa laut maka akan menimbulkan bahaya.

“Ketika kapal berhenti di dekat pipa laut, ada indikasi untuk melempar jangkar. Tindakan ini akan mempengaruhi kebocoran pipa yang menimbulkan ledakan dan kebakaran seperti yang terjadi di Teluk Balikpapan kemarin itu,”tuturnya.

Oleh karena itu, PUI KEKAL ITS mencoba membuat inovasi baru. “Kalau data AIS ITS ini berhasil dikembangkan, maka akan lebih mudah bagi kapal untuk menghindari pipa laut, dan mengurangi resiko kecelakaan dan pencemaran lingkungan semacam itu” jelasnya.

Selain itu, kondisi pemanfaatan data untuk lokasi kapal dan pipa laut ini sifatnya masih terbatas hanya di daerah Singapura, Selat Madura, Jakarta, Sulawesi dan Kalimantan. Dan bagi daerah – daerah yang lain masih memanfaatkan data gelombang radio “Harapannya dengan adanya data satelit ini semua bisa ter-cover,” pungkasnya. (bel/gol)

Foto Bersama Delegasi ITS dan LAPAN seusai Penandatanganan MoU dan Butir Kerja Sama di depan Kantor LAPAN di Bogor.

Berita Terkait