Kampus ITS, ITS News – Manajemen perubahan merupakan salah satu cara dan strategi untuk meningkatkan hasil dari kualitas dan proyek inovasi. Ir M Arif Wibowo MM CPM, Managing Director PT Airfast Indonesia membahas terkait langkah-langkah untuk memanajemen perubahan bagi seorang pemimpin. Hal ini ia sampaikan pada kuliah tamu yang diadakan oleh Magister Manajemen Teknologi (MMT) di Auditorium MMT ITS, (21/4).
Arif Wibowo menjelaskan, terdapat langkah awal agar dapat memanajemen suatu perubahan yang terjadi akibat perkembangan zaman maupun kondisi internal. Langkah pertama yang harus dilakukan seorang pemimpin untuk menghadapi situasi tersebut adalah perencanaan kemudian pelaksanaan, setelah itu dipelajari lalu ditindak lanjuti.
“Siklus ini dikenal dengan deming wheel atau deming cycle , merupakan rangkaian langkah sistematis agar dapat mengetahui apakah rencana atau ide yang diterapkan mampu memperbaiki suatu perusahaan atau tidak,” tutur Arif.
Sebelum menginjak pada tahap rencana, pemimpin harus memiliki visi yang jelas sebelumnya.
Menurut Arif, mendirikan visi yang jelas yaitu visi yang tidak ambigu, relevan, sederhana, dan nyata. “Visi yang sudah mantap ini dapat mencerminkan jiwa kepemimpinan seseorang. Kalau visinya tidak jelas, maka tidak bisa memimpin orang lain,” ujar mantan President dan CEO PT Garuda Indonesia itu.
Pada tahap perencanaan, seorang pemimpin dituntut untuk membuat suatu tim, membuat draft pertanyaan tujuan, dan menjelaskan konteks maupun proses secara sederhana.
Selain itu, pemimpin juga bertanggung jawab untuk menganalisa gambaran masalah serta mengidentifikasi penyebab dan alternatif dari suatu masalah. “Di sini pemimpin harus tau mana yang baik dan buruk, mana yang harus dimiliki dan baik untuk dimiliki. Masing-masing memiliki porsinya tersendiri dan tidak boleh keliru menggolongkan,” tegasnya.
Ketika rencana sudah rampung, maka masuk ke tahap pelaksanaan. Di tahap ini merupakan awal penerapan rencana aksi. Pelaksanaan juga didukung dengan pengumpulan data, mendokumentasikan masalah, efek tak terduga, dan observasi umum yang dilakukan. “Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari rencana. Pada langkah ini perlu adanya monitoring dari pimpinan,” ucap lulusan Sarjana Teknik Mesin ITS itu.
Selanjutnya adalah langkah pembelajaran, di mana seluruh proses yang telah dilakukan akan dianalisa dan dipelajari. Selain itu juga akan dievaluasi dari keadaan sebelum pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan yang kemudian akan direfleksikan pembelajarannya.
Pada tahap akhir yaitu menindak lanjuti kondisi yang terjadi serta pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tersebut ada pada dua pilihan, yaitu untuk mengubah rencana ataukah penerapan rencana yang sama secara penuh. “Di sini bisa juga diadakan test untuk lebih mengakuratkan apakah ide yang digunakan dapat membangun atau tidak,” pungkasnya. (mir/Humas)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi