ITS News

Senin, 30 Desember 2024
23 April 2018, 23:04

Dua Mahasiswa ITS Wakili Indonesia Pelajari Revolusi Industri 4.0

Oleh : itsmis | | Source : -

Tujuh mahasiswa dari ITS, ITB, dan UGM terpilih untuk mewakili Indonesia dalam pertemuan Revolusi Industri 4.0 berfoto bersama Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko (Sumber: Dok. KSP).

Kampus ITS, ITS News – Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, dunia kini sudah memasuki era Revolusi Industri generasi ke empat atau yang dikenal Revolusi Industri 4.0. Pola ekonomi digital, kecerdasan buatan (artificial intelligence), robot, dan lain sebagainya menjadi hal yang nantinya ditekankan dalam proses pembuatan produk dalam industri.

Menghadapi tantangan tersebut, Kantor Staf Presiden (KSP) menginisiasi kegiatan Anak Muda Indonesia untuk Revolusi Industri 4.0. Yakni terpilihnya tujuh mahasiswa cemerlang dari sejumlah kampus di Indonesia untuk dikirimkan ke beberapa acara pameran industri dan konferensi teknologi tingkat dunia. Di antara tujuh mahasiswa tersebut, tercatat dua mahasiswa berasal dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), yakni Regia Puspitasari dan Dhany Satrio Wicaksono.

Dalam bidang teknologi industri, Regia Puspitasari bersama dua mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dikirim untuk menghadiri Hannover Messe, sebuah pameran teknologi terbesar di dunia terkait Revolusi Industri 4.0 pada 23-28 April 2018 ini, di kota Hannover, Jerman.

Mahasiswa Teknik Kimia ITS ini mengatakan, pameran teknologi Hannover merupakan pameran teknologi industri yang diselenggarakan setiap tahun dengan menghadirkan 6.500 peserta perusahaan-perusahaan ternama dari 70 negara. Ia juga mengatakan, kemajuan peradaban teknologi Jerman menjadikan negeri ini menjadi kiblat bagi perkembangan teknologi di dunia. “Revolusi Industri 4.0 sendiri, Jerman lah yang memulai,” ujar juara pertama Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) ITS kategori Sarjana ini saat dihubungi menjelang berangkat ke Jerman, Senin (23/4).

Regia Puspitasari (kiri) saat melakukan pertemuan di Kantor Staf Presiden (Sumber: Dokumen KSP)

Perempuan asal Malang yang juga dipercaya sebagai General Manager Tim Spektronics ITS ini mengatakan, sepulang dari Eropa, ia dan Dhany akan berbagi ilmu mengenai perkembangan teknologi yang sudah diterapkan di dunia barat sana. Diharapkan, dengan kepulangan mereka, ilmu tersebut dapat dibagikan kepada masyarakat Indonesia khususnya rekan mahasiswa lainnya.

Sementara itu, Dhany Satrio Wicaksono, yang juga ketua dari Tim Ichiro (Robot Sepak Bola) ITS bersama dua mahasiswa terpilih lainnya akan menghadiri The AI Expo Europe pada tanggal 25-30 Juni 2018 mendatang di kota Amsterdam, Belanda. Acara ini merupakan bagian dari pameran dan seminar terbesar tahunan Internet of Things, yang akan mengeksplorasi manfaat Artificial Intellegence (AI) dalam dunia bisnis dan platform digital. Tema pameran dan topik seminar meliputi data analytics, business intelligence, machine learning, AI algorithm, dan virtual assistant.

Mahasiswa yang akrab disapa Dhany ini menjelaskan, AI adalah kecerdasan yang dibuat dan dimasukkan ke dalam suatu mesin atau komputer agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang bisa dikerjakan oleh manusia. “Contohnya adalah kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, perencanaan dan penjadwalan, pengendalian, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah,” papar Dhany.

Dhany Satrio Wicaksono, saat mengikuti kompetisi RoboCup 2017 di Nagoya, Jepang.

Ia mengatakan, semua kegiatan dalam proses industri menurut Revolusi Industri 4.0 akan dilaksanakan oleh robot. Dengan demikian, waktu produksi, jumlah produk dan efisiensinya akan menjadi lebih baik. “Dengan menggunakan robot, angka cacat produk akibat kesalahan manusia dalam proses produksi akan semakin kecil,” tutur mahasiswa asal Bondowoso ini.

Mahasiswa Teknik Elektro Otomasi ITS ini mengatakan, kekhawatiran masyarakat Indonesia mengenai tergusurnya lapangan pekerjaan akibat penggunaan robot adalah salah. “Sumber daya manusia dialihtugaskan. Tentu, setiap robot membutuhkan perawatan. Tantangannya, masyarakat Indonesia harus berpendidikan tinggi,” ungkap Dhany.

 

Sebagai informasi, dalam program Anak Muda Indonesia untuk Revolusi Industri 4.0 ini terpilih dua mahasiswa dari ITS, dua mahasiswa dari UGM dan tiga mahasiswa dari ITB. Langkah ini sebagai salah satu pendekatan youth outreach seperti yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 ini. (nov/Humas ITS)

Berita Terkait