Kampus ITS, ITS News – Memiliki kesamaan dalam membahas pemukiman, Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) dan Departemen Arsitektur sering kali dianggap mirip oleh kalangan calon mahasiswa baru. Padahal dua keilmuan tersebut benar–benar berbeda jika ditinjau dari kurikulum studinya.
Menurut Dian Rahmawati ST MT, ada dua konsep pembeda yang harus dipahami antara Departemen PWK dan Departemen Arsitektur. Departemen PWK lebih menekankan pada perencanaan, sementara Departemen Arsitektur lebih ke arah perancangan. “Tentunya hal tersebut akan berpengaruh pada substansi keilmuan, lingkup wilayah, dan output atau kompetensi mahasiswanya,” ungkap Sekretaris Departemen PWK ITS tersebut kepada kru ITS Online.
Secara rumpun keilmuan, Departemen PWK memiliki lingkup wilayah yang lebih bersifat makro. Hal ini dikarenakan Departemen PWK merencanakan mulai dari skala pedesaan sampai lingkup nasional. Terkhusus di ITS, Departemen PWK juga mengarah ke perencanaan pesisir karena mengikuti basis ITS yang fokus pada kemaritiman.
Aspek pemahaman yang ada di Departemen PWK pun sangat beragam. Ada banyak konteks yang harus dipelajari, mulai dari penggunaan lahan, kebijakan, infrastruktur, pemukiman, dan data tematik lainnya. “Departemen PWK itu ilmunya seluas samudera tetapi sedangkal mata kaki,” terang Dian menganalogikan.
Sementara itu keilmuan Departemen Arsitektur berada di level mikro. Kawasan yang menjadi basis Departemen Arsitektur dimulai dari unit kawasan hingga ke unit bangunan, seperti rumah tinggal, rumah toko, perkantoran dan hotel, skala yang lebih kecil dari Departemen PWK.
Meskipun berbeda ilmu, ternyata ada jembatan yang menghubungkan Departemen PWK dengan Departemen Arsitektur, yakni konteks urban design atau perancangan kota. Urban design dalam Departemen Arsitektur lebih fokus menata estetik bangunan, sedangkan Departemen PWK lebih ke arah pranata. Namun keduanya saling terhubung satu sama lain.
Estetika disini ditekankan pada segi bangunan yang harus memiliki keindahan. Konsep perancangan selalu bersinggungan dengan yang namanya estetika, desain, kebenaran dan kaidah perancangan. Tidak mungkin hanya mendesain bangunan tanpa memperhatikan keindahan tampilannya. “Ada unsur rasa di dalamnya,” timpalnya.
Sementara pranata lebih ke arah kesesuain bangunan terhadap aturan, prosedur, mekanisme dan kebijakan tata ruang. Hal ini membuat bangunan yang dirancang tidak cukup hanya indah saja tetapi harus sesuai dengan fungsi penggunaan lahan yang ada di sana.
Pada dasarnya Departemen PWK dan Departemen Arsitektur saling membutuhkan. Dian mencontohkan, ketika seorang arsitek diberi lahan di tengah kota untuk mendesain sebuah perkantoran. Langkah awal yang seharusnya dilakukan sebelum mendesain konsep adalah dengan memeriksa kesesuaian fungsi bangunan tersebut kepada perencana. (bel/mik)
Kampus ITS, ITS News — Kenyamanan mahasiswa dan upaya untuk memberikan pelayanan lebih baik ke depannya telah menjadi prioritas
Kampus ITS, ITS News — Sekolah Kepemimpinan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) lanjut memberikan ilmu berharga kepada para pejabat
Kampus ITS, ITS News – Ada yang menarik pada perhelatan Sekolah Kepemimpinan 2025 yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berkomitmen untuk melebarkan keilmuannya, salah satunya dalam bidang